Potensi Kemacetan Masih Membayangi Ruas Tol Jakarta-Cikampek
Setelah penghentian pengerjaan sejumlah proyek di ruas tol Jakarta-Cikampek, arus lalu lintas di kawasan tersebut relatif lancar. Meski begitu, potensi kemacetan di beberapa lokasi mesti diwaspadai pada arus mudik nanti, terutama di Gerbang Tol Cikampek Utama.
Oleh
Fajar Ramadhan
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Setelah penghentian pengerjaan sejumlah proyek di ruas tol Jakarta-Cikampek, arus lalu lintas di kawasan tersebut relatif lancar. Meski begitu, potensi kemacetan di beberapa lokasi mesti diwaspadai pada arus mudik nanti, terutama di Gerbang Tol Cikampek Utama.
Berdasarkan pantauan Kompas, ruas tol Jakarta-Cikampek, khususnya kawasan simpang Cikunir Kilometer 10, pada Selasa (27/5/2019) relatif lancar. Tidak tampak ada aktivitas pengerjaan konstruksi di proyek Tol Jakarta-Cikampek elevated, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dan kereta ringan (LRT).
Seperti diketahui, PT Jasa Marga (Persero) menghentikan sementara pengerjaan proyek di kawasan tersebut pada Minggu (26/5/2019). Penghentian tersebut dilakukan dalam rangka menyambut arus mudik.
Meski begitu, pada Selasa siang, kemacetan masih terjadi di Kilometer 33, tepatnya di pintu keluar tempat istirahat (rest area) Kilometer 33 A. Kemacetan baru terurai di Kilometer 39 lantaran ada pengaspalan jalan. Jalur yang sebelumnya bisa dilewati lima lajur kendaraan menyempit menjadi 3 lajur.
”Sebelum masuk sini (rest area 39) sangat macet. Lama sekali tadi karena ada perbaikan jalan,” kata Sulaiman (30), pemudik, tujuan Malang Jawa Timur.
Selain itu, terjadi penumpukan kendaraan di beberapa titik sehingga menyebabkan kecepatan hanya bisa dipacu sekitar 40 kilometer per jam. Titik tersebut antara lain di Kilometer 14 dan Kilometer 20. Hal tersebut terjadi karena sejumlah truk berjalan dengan kecepatan rendah.
Sementara itu, gerbang tol Cikarang Utama di kilometer 29 sudah tidak lagi melayani pembayaran. Di atas gerbang terpampang spanduk putih bertuliskan “Jalan terus, tidak ada transaksi”. Meski begitu sebagian besar separator jalan masih belum dibongkar sehingga memaksa kendaraan yang melintas mengurangi kecepatan.
Gerbang Tol Cikampek Utama 1 sebagai pengganti Gerbang Tol Cikarang Utama juga sudah beroperasi Selasa siang. Setidaknya ada tujuh gerbang pembayaran yang dibuka untuk melayani pembayaran. Namun, karena terjadi antrean, sekitar pukul 16.30 petugas membuka dua gerbang pembayaran lagi pada lajur kiri.
Antrean terjadi karena transaksi manual cash masih dilayani. Petugas loket membutuhkan waktu beberapa detik untuk menyiapkan uang kembalian. Kompas membutuhkan waktu sekitar 7 menit untuk mengantre di salah satu gerbang.
Beberapa pemudik tampak mulai melintas di ruas Tol Jakarta-Cikampek. Salah satunya adalah Sunardi (43), seorang wirausaha asal Pekanbaru, Riau. Ia memilih mudik lebih awal ke kampung halamannya di Mataram, Nusa Tenggara Barat, karena ingin menyempatkan berpuasa di kampung halamannya.
Adapun, perjalanan dari Pekanbaru ke Mataram melalui jalur darat membutuhkan waktu sekitar 4 hari 4 malam. ”Selain jarak tempuhnya yang jauh, juga ingin menyisakan waktu berpuasa dengan keluarga,” ujarnya.
Jalur pantura
Sejumlah potensi kemacetan juga membayangi jalur pemudik pantura. Salah satu titik tersebut berada di area Sentra Grosir Cikarang (SGC), Jalan RE Martadinata, Kabupaten Bekasi. Seperti yang tampak pada Selasa malam, sejumlah angkutan umum dalam kota terlihat ngetem hingga badan jalan. Praktis arus lalu lintas menjadi tersendat.
Acik (38), seorang penarik becak di kawasan SGC, mengatakan, kemacetan di kawasan tersebut sudah terjadi bertahun-tahun. Selain angkutan umum, lapak pedagang yang memenuhi bahu jalan menambah kesemrawutan.
”Paling parah kalau Sabtu dan Minggu. Mobil parkir di bahu jalan bisa dua lajur,” ujar pria yang sudah menarik becak sejak 2004 itu.
Tepat di sebelah barat SGC sebenarnya sudah terdapat terminal angkutan non- bus, tetapi menurut Acik tak banyak angkutan yang masuk ke dalam terminal tersebut. Lebih banyak angkutan memilih untuk ngetem di pinggir jalan.
Pantauan Kompas, kawasan tersebut pada Selasa malam difungsikan sebagai tempat parkir sepeda motor. Selain kawasan tersebut, di sepanjang jalan yang menghubungkan Kota Bekasi dengan Kabupaten Bekasi terdapat U turn yang dapat memicu kemacetan. Lalu lintas sempat tersendat di beberapa Uturn seperti di sekitar Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi dan Masjid At Takwa.