Perusahaan teknologi Google memperkenalkan empat fitur keamanan pribadi terbaru bagi seluruh pengguna layanan Google. Pembaruan ini dinyatakan sebagai komitmen perusahaan asal Amerika tersebut untuk memastikan hak pengguna, baik pengguna layanan gratis maupun berbayar, dalam mengontrol data pribadi mereka.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Perusahaan teknologi Google memperkenalkan empat fitur keamanan pribadi terbaru bagi seluruh pengguna layanan Google. Pembaruan ini dinyatakan sebagai komitmen perusahaan asal Amerika tersebut untuk memastikan hak pengguna, baik pengguna layanan gratis maupun berbayar, dalam mengontrol data pribadi mereka.
Tidak hanya itu, mulai Mei 2019, Google memperkenalkan inovasi pengelolaan data pribadi pengguna. Hal itu didemonstrasikan Chief Privacy Officer Google Keith Enright dari Tokyo, Jepang, melalui telekonferensi dengan sejumlah negara di kawasan Asia dan Australia, Jumat (31/5/2019).
"Kami mendesain fitur data pribadi yang dapat digunakan semua orang dan memiliki jaminan perlindungan data pribadi terbaik. Perhatian kami terhadap hal ini sudah kami lakukan sejak sepuluh tahun lalu, ketika fitur data pribadi belum jadi kebutuhan yang diatur secara legal di seluruh dunia," ujar Keith.
Salah satu fitur baru yang didemonstrasikan yakni akses pengaturan data pribadi sekali sentuh. Melalui menu profil akun yang ada di ujung kanan atas setiap aplikasi Google, pengguna dapat dengan cepat mengakses menu untuk mengontrol data pribadi. Fitur ini dapat dinikmati di sejumlah produk, seperti Search, Maps, Youtube, Chrome, Assistant dan News, serta platform-platform tambahan seperti Keep, Contacts, Pay, dan Drive.
Keith juga mendemonstrasikan fitur manajemen riwayat pencarian, untuk melihat dan menghapus data pencarian tanpa perlu pergi ke menu pengaturan. Fitur itu hadir di aplikasi Google Mapa dan segera di Youtube. Lalu, ada fitur untuk menghapus secara otomatis riwayat lokasi dan aktivitas situs atau aplikasi. Pengguna dapat memastikan data pribadi mereka terhapus setelah tiga hingga 18 bulan.
Terakhir, fitur mode incognito untuk beberapa aplikasi Google. Penggunaan mode tersebut akan membuat jejak digital pengguna sama sekali tidak terekam dalam akun Google. Mode itu akan hadir di beberapa aplikasi Google, selain Chrome yang sudah terlebih dulu memiliki mode tersebut. Keith memastikan, mode tersebut akan hadir di aplikasi Youtube lada tahun ini.
Ia melanjutkan, fitur-fitur baru tersebut juga didukung inovasi pengelolaan data melalui model pembelajaran yang disebut federated learning. Inovasi tersebut memungkinkan pengembang melatih model kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan membuat produk layanan menjadi lebih cerdas tanpa mengambil banyak data pribadi pengguna.
"Kami bekerja keras untuk menantang asumsi bahwa sebuah produk perlu banyak data agar lebih cerdas. Bagaimanapun, minimalisasi data adalah prinsip penting bagi kami," jelas Keith.
Bukan barang mewah
Pada kesempatan itu, Keith juga menegaskan pernyataan CEO Google Sundar Pichai, yang dipublikasikan dalam artikel berjudul "Privacy Should Not Be a Luxury Good" di media The New York Times, 7 Mei 2019.
Selain memastikan pengguna Google dapat mengontrol sendiri data pribadinya, Google menegaskan bahwa data pribadi bukan barang mewah yang hanya dapat dikontrol pengguna yang mampu membayar produk mereka.
"Seluruh pengguna produk layanan, baik yang gratis maupun berbayar, di seluruh dunia bisa mendapatkan pelayanan terbaik. Selain itu, kami memastikan bahka kami juga tidak akan pernah menjual informasi pribadi apa pun kepada pihak ketiga," tuturnya.
Penegasan ini seolah menjawab temuan masyarakat terkait keamanan data pribadi yang dikelola perusahaan teknologi lain asal Paman Sam, yakni Apple. Kolumnis Washington Post, Geoffrey Fowler, belum lama ini melalukan investigasi yang dipublikasikan dalam artikel berjudul "It’s the middle of the night. Do you know who your iPhone is talking to?" pada 28 Mei 2019.
Bekerja sama dengan sebuah firma swasta bernama Disconnect, Fowler menemukan ada belasan perusahaan pemasaran dan firma riset yang menerima data-data pribadinya. Setelah ditelusuri, data itu diterima melalui aplikasi-aplikasi di ponsel iPhone-nya yang ditemukan melacak dan membagikan data pribadinya kepada pihak ketiga.
Tidak hanya itu, dalam satu minggu, ia menemukan lebih dari 5.400 pelacak. Menurut Disconnect, pelacak yang tidak diinginkan itu bisa mengumpulkan data hingga 1,5 gigabit dalam rentang waktu satu bulan. Temuan tersebut seperti menunjukkan slogan, dalam iklan iphone terbaru, yang berbunyi "
What happens on your iPhone stays on your iPhone" sebagai sebuah kebohongan.