Minat mudik menggunakan armada udara melalui Bandara Intarnasional Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, berkurang. Berdasarkan catatan Posko Angkutan Lebaran di Ngurah Rai, selama dua hari atau hingga H-5 pada Jumat (31/5/2019), jumlah penumpang yang pergi berkurang 7,15 persen dibandingkan tahun 2018 atau dari 99.080 orang (2018) menjadi 91.991 orang (2019).
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·2 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Minat mudik menggunakan armada udara melalui Bandara Internasional Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, berkurang. Berdasarkan catatan Posko Angkutan Lebaran di Ngurah Rai, selama dua hari atau hingga H-5 pada Jumat (31/5/2019), jumlah penumpang yang pergi berkurang 7,15 persen dibandingkan tahun 2018 atau dari 99.080 orang (2018) menjadi 91.991 orang (2019).
Penurunan penumpang ini diprediksi bakal berlanjut selama mudik Lebaran tahun ini. Hal ini berkorelasi dengan turunnya jumlah penerbangan tambahan yang diajukan dari 765 permohonan pada 2018, menjadi turun ke 216 permohonan tahun ini. Penurunan tersebut diduga dampak dari mahalnya harga tiket pesawat hampir seluruh maskapai penerbangan.
”Meskipun prediksi jumlah penumpang mudik Lebaran dari pintu Ngurah Rai mengalami penurunan, pengawasan dan pelayanan petugas posko Lebaran tetap maksimal,” kata Arie Ahsanurrohim, Communication and Legal Section Head Angkasa Pura I Ngurah Rai, di Badung, Sabtu (1/6).
Ia mengatakan, puncak arus di prediksi pergerakannya menjelang Lebaran atau H-2 Lebaran, dengan jumlah 471 pergerakan pesawat udara dan 76.974 penumpang terangkut. Lalu, lanjutnya, puncak arus pergerakan pasca-Lebaran akan jatuh pada H+3 Lebaran, di mana akan terdapat 471 pergerakan pesawat dan 84.385 penumpang yang akan dilayani.
Meskipun prediksi jumlah penumpang mudik lebaran dari pintu Ngurah Rai mengalami penurunan, pengawasan dan pelayanan petugas posko Lebaran tetap maksimal.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Bali Anak Agung Yuniarta juga memperkirakan okupansi hotel terimbas mahalnya tiket pesawat. Imbas okupansi hotel, menurut dia, rata-rata tidak lebih dari 60 persen.
”Okupansi ini khususnya dari wisatawan domestik yang kemungkinan berkurang karena mahalnya tiket pesawat. Mereka memilih jalan darat, apalagi infrastrukturnya sudah baik, atau memilih liburan ke luar negeri dengan biaya lebih bersaing atau murah,” kata Yuniarta.
Hotel cenderung sepi
Beberapa hotel juga mengeluhkan sepinya pemesanan kamar untuk liburan Lebaran tahun ini. General Manager Hotel Santika Kuta Agus S Yanto memperkirakan okupansi hanya 60 persen tahun ini dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 100 persen.
Hingga Sabtu ini, Ngurah Rai menghias suasana tema Idul Fitri ”Ceria”. Hal ini bertujuan memberikan suasana berbeda kepada penumpang ketika memasuki Ngurah Rai.
Dalam siaran persnya, Co General Manager Commercial PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Rahmat Adil Indrawan mengatakan, penumpang berkesempatan membawa pulang suvenir Lebaran khas Bali Airport bernuansa Idul Fitri Ceria 2019 ini.
Syaratnya mudah, berfoto di photobooth Idul Fitri Ceria yang disediakan di salah satu terminal dan upload di media sosial Instagram dengan menandai @baliairport dengan hashtag #idulfitriceriadibali. Selanjutnya, penumpang dapat membawa souvenir menarik berupa bingkisan dan kaus Idul Fitri Ceria dari Bali Airport I Gusti Ngurah Rai.