Penumpang Transportasi Udara Nasional Turun hingga 30 Persen
Pergerakan penumpang pesawat secara nasional mengalami penurunan 20 persen sampai 30 persen dibanding tahun lalu selama libur Idul Fitri 2019. Selain tingginya harga tiket pesawat dan infrastruktur transportasi darat yang membaik, libur lebaran yang tidak berbarengan dengan libur sekolah diprediksi menjadi penyebabnya. Kementerian Perhubungan akan mengevaluasi semua pertumbuhan transportasi tahun ini.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS – Pergerakan penumpang pesawat secara nasional mengalami penurunan 20 persen sampai 30 persen dibanding tahun lalu selama libur Idul Fitri 2019. Selain tingginya harga tiket pesawat dan infrastruktur transportasi darat yang membaik, libur lebaran yang tidak berbarengan dengan libur sekolah diprediksi menjadi penyebabnya. Kementerian Perhubungan akan mengevaluasi semua pertumbuhan transportasi tahun ini.
“Sebagian besar yang mengalami penurunan yakni di Pulau Jawa. Bandar udara di Solo dan Semarang yang turun signifikan,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti saat melakukan kunjungan ke Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan Kalimantan Timur, Sabtu (8/6/2019).
Ia mengatakan, saat ini masyarakat memiliki banyak pilihan transportasi yang nyaman. Hal itu diperkirakan menjadi salah satu penyebab adanya penurunan jumlah penumpang transportasi udara di Pulau Jawa. Ia juga memperkirakan beberapa masyarakat tidak mudik karena anak sekolah belum melakukan ujian sekolah.
Sebagian besar yang mengalami penurunan yakni di Pulau Jawa. Bandar udara di Solo dan Semarang yang turun signifikan
Ujian sekolah dilakukan tidak lama setelah libur Lebaran dan cuti bersama usai, yakni pada pertengahan Juni 2019. Setelah ujian selesai, anak-anak sekolah mendapat libur panjang lagi. Polana mengatakan, harga tiket bukan menjadi hal utama penurunan penumpang transportasi udara.
“Tarif batas atas tiket pesawat lebih rendah dari tahun lalu, seharusnya harga tiket tidak menjadi alasan. Saya tidak bisa memberikan analisa saat ini karena sedang dilakukan riset oleh Kementerian Perhubungan terkait evaluasi semua pertumbuhan transportasi,” ujar Polana.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan memastikan penurunan tarif batas atas antara 12-16 persen sejak 18 Mei 2019. Kebijakan ini tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Perhubungan atau KM Nomor 106 Tahun 2019 yang ditandatangani pada Rabu (15/5/2019).
Signifikan
Di Kalimantan, penurunan penumpang transportasi udara cukup signifikan. Jumlah penumpang per hari di Bandar Udara SAMS Sepinggan Balikpapan turun 32,38 persen dibanding lebaran tahun sebelumnya. Menurut data rekapitulasi 29 Mei sampai 7 Juni 2019, jumlah penumpang 15.319 orang per hari. Jumlah tersebut menurun dibanding tahun sebelumnya, yakni 22.655 orang per hari.
“Pesawat yang beroperasi juga mengalami penurunan. Pada 2018, 188 pesawat per hari sedangkan tahun ini 160 pesawat per hari,” ujar General Manager Angkasa Pura I Balikpapan, Farid Indra Nugraha.
Hal itu juga berdampak pada penggunaan bagasi dan kargo. Penggunaan fasilitas kargo menurun hingga 48 persen sedangkan penggunaan bagasi menurun hingga 50,1 persen.
Meski demikian, Polana mengatakan, terdapat beberapa bandar udara yang mengalami kenaikan jumlah penumpang saat libur lebaran. "Sorong mengalami kenaikan jumlah penumpang 20 persen. Selain itu, Bali juga bagus," kata Polana.
Sorong mengalami kenaikan jumlah penumpang 20 persen. Selain itu, Bali juga bagus
Berbeda dengan di Pulau Jawa yang beralih ke transportasi darat, pemudik di Kalimantan banyak yang beralih ke transportasi laut. Sebab, tujuan pemudik banyak yang di luar pulau Kalimantan, seperti Sulawesi dan Jawa.
Berdasarkan rekapitulasi Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Balikpapan, jumlah penumpang sejak H-15 lebaran hingga H2 lebaran naik 26,2 persen dibanding tahun lalu di Pelabuhan Semayang Balikpapan. Pada rentang periode tersebut, jumlah penumpang naik dari 41.183 pada 2018 menjadi 51.980 pada 2019.