Jumlah Wisatawan Mancanegara Masih di Bawah Target
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Tanah Air di empat bulan pertama tahun 2019 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun peningkatan masih di bawah target. Kementerian Pariwisata menyiapkan empat strategi guna memikat lebih banyak wisatawan.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Tanah Air dalam empat bulan pertama tahun 2019 lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Namun, peningkatan masih di bawah target yang dipatok pemerintah. Karena itu, Kementerian Pariwisata akan fokus mengimplementasikan empat strategi guna memikat lebih banyak wisatawan mancanegara.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, total wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 5,12 juta kunjungan sejak Januari hingga April 2019. Jumlah tersebut naik 3,22 persen dibandingkan dengan total kunjungan pada periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 4,96 juta kunjungan.
Meski demikian, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, total kunjungan wisman di empat bulan pertama 2019 itu masih di bawah target.
Pasalnya, rata-rata kunjungan wisman masih di angka 1,3 juta kunjungan atau di bawah target yang dipatok pemerintah, sebanyak 1,5 juta per bulan. Untuk diketahui, pemerintah menargetkan 18 juta kunjungan wisman sepanjang 2019.
Untuk mengejar agar target wisman itu dapat dicapai dalam delapan bulan tersisa hingga akhir 2019, Arief mengatakan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama pelaku bisnis di sektor pariwisata akan fokus mengimplementasikan empat dari sembilan strategi yang telah disiapkan.
”Kemenpar bersama industri pariwisata telah menyiapkan sembilan strategi. Namun, kami akan terapkan empat strategi utama tersebut untuk meningkatkan kunjungan wisman pada tahun ini,” kata Arief Yahya di Jakarta kemarin, sebagaimana dikutip dari rilis yang diterima Kompas, Selasa (11/6/2019).
Keempat strategi dimaksud adalah melanjutkan pembangunan dan promosi pariwisata perbatasan (border tourism), promosi paket wisata hot deals, tourism hub, dan membuat terminal maskapai penerbangan berbiaya rendah (low cost carrierterminal/LCCT).
Terkait pariwisata perbatasan, pemerintah mengandalkan kekuatan kedekatan jarak ataupun emosional antara wisman dan destinasi yang diunggulkan. Strategi itu, menurut Arief, untuk menarik wisman dari Singapura dan Malaysia.
Sementara strategi hot deals atau memberikan diskon besar-besaran untuk menjaring kunjungan wisman akan dikeluarkan saat musim kunjungan rendah atau low seasons tahun ini. Penerapan strategi ini diharapkan bisa mendatangkan 2 juta hingga 2,5 juta wisman.
Adapun untuk strategi tourism hub akan dilakukan melalui Singapura dan Kuala Lumpur, Malaysia. ”Ada jutaan turis India dan Tiongkok yang singgah di Singapura ataupun Kuala Lumpur. Melalui agen wisata di sana, kita memengaruhi mereka untuk melanjutkan liburan ke Indonesia,” kata Arief.
Terakhir, strategi LCCT yang diharapkan akan menyumbang 1 juta kunjungan wisman. Keberadaan LCCT, menurut Arief, mampu menarik pertumbuhan kunjungan wisatawan rata-rata 21 persen. Pada 1 Mei 2019 lalu, LCCT resmi dibuka di Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi B Sukamdani melihat, saat ini pemerintah memang harus lebih intens mempromosikan produk-produk wisata.
”Promosi harus gencar. Bukan lagi pencitraan dengan promosi Wonderful Indonesia, tetapi bicara paket produk pariwisata,” ujarnya yang dihubungi terpisah.