JAKARTA, KOMPAS – Kinerja kanal bancassurance pada industri asuransi jiwa cenderung melambat pada 2019. Untuk mengatasi itu, PT Bank UOB Indonesia bekerja sama dengan PT Prudential Life menghadirkan produk baru bancassurance yang menggabungkan proteksi asuransi dan tabungan.
Bank UOB dan Prudential merilis produk bancassurance Usave Prustar pada Rabu (17/7/2019), di Jakarta. Produk itu memungkinkan premi yang dibayarkan nasabah kembali seutuhnya pada akhir masa pertanggungan dengan tambahan imbal hasil.
Victor Teja, Deposit Insurance Investment Sales & Distribution Head UOB Indonesia, mengatakan, masyarakat semakin melek asuransi saat ini. Namun, minat itu terbentur kekhawatiran akan tidak kembalinya uang premi saat masa pertanggungan berakhir.
"Untuk itu kami hadirkan produk ini. Kami menjamin uang nasabah kembali bila tidak ada klaim,” pungkas Victor.
Menurut Victor, produk ini menjadi jurus menggali potensi penjualan dari bancassurance. Pada triwulan I-2019, pendapatan premi dari produk bancassurance dalam industri asuransi secara umum turun 22 persen secara tahunan.
“Awal tahun kemarin yang menurun single premi dan unit link. Setelah melihat kondisi pasar, kami melihat nasabah butuh kepastian produk dan hasil yang tetap. Itu tidak didapat dari produk unit link," tambah Victor.
Kontribusi bancassurance terhadap fee based income atau pendapatan nonbunga Bank UOB berkisar 30 persen. Penjualan produk Usave Prustar ditargetkan mencapai lebih dari Rp 300 miliar pada akhir 2019.
Presiden Direktur Prudential Indonesia Jens Reisch menjelaskan, Usave Prustar sangat cocok dengan karakteristik dan kebutuhan masyarakat Indonesia. "Orang Indonesia butuh produk terjangkau dan mudah diakses. Ini lebih komplit karena ada jaminan menabung dengan regular return," katanya.
Ronald, Wealth Management Product Head UOB Indonesia, mengatakan, target pasar produk tersebut adalah generasi milenial berpenghasilan Rp 10 juta ke atas. Mereka juga menyasar nasabah kelas atas yang bertujuan mendaftarkan anak dan cucunya.
Bank UOB akan menjual produk dwiguna itu di 137 cabang yang tersebar di Indonesia. Fokus penjualan tidak hanya di kota besar, tetapi juga menyasar kota-kota yang sedang berkembang.