Di Pulau-pulau Kecil, Akses Layanan Perbankan Kian Mudah
Setelah beroperasi di tiga kepulauan, Teras Kapal BRI Bahtera Seva akan memperluas layanan ke Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau.
Oleh
Karina Isna Irawan
·3 menit baca
LABUAN BAJO, KOMPAS — Setelah beroperasi di tiga kepulauan, Teras Kapal BRI Bahtera Seva akan memperluas layanan ke Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau. Dengan langkah itu, akses warga ke layanan perbankan semakin mudah, terutama di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Suprajarto mengatakan, Teras Kapal BRI akan melayani warga di Kepulauan Anambas mulai Desember 2019. Saat ini layanan Teras Kapal BRI sudah beroperasi di Kepulauan Seribu, Jakarta; Halmahera, Maluku Utara; dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
”Layanan ini untuk mendorong keuangan inklusif, apalagi di daerah perbatasan yang rawan dikelola asing,” kata Suprajanto di Labuan Bajo, Jumat (26/7/2019).
Teras Kapal BRI Bahtera Seva merupakan layanan perbankan di atas kapal untuk wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kapal itu berkeliling dari ke pulau ke pulau untuk melayani berbagai transaksi, mulai dari tarik dan setor tunai, transfer antarbank, hingga pembukaan rekening. Layanan ini diresmikan Presiden Joko Widodo pada 2015.
Teras Kapal BRI Bahtera Seva II, misalnya, melayani warga di tujuh pulau sekitaran Labuan Bajo, seperti Pulau Komodo, Rinca, Papagaran, Mesa, Bolang, Seraya, dan Longos. Di setiap pulau itu, kapal setidaknya bersandar satu hari dalam seminggu. Jam operasi layanan pukul 08.00-17.00 waktu setempat. Investasi BRI untuk satu kapal sekitar Rp 21 miliar.
Mulfiyati, warga Pulau Komodo, memanfaatkan layanan Teras Kapal BRI sejak akhir 2016. Sebelumnya, dia harus menempuh perjalanan laut sekitar 4 jam untuk transfer uang melalui BRI Kantor Cabang Pembantu (KCP) Labuan Bajo.
Selain waktu tempuh yang lama, dia juga harus merogoh kocek untuk ongkos kapal pulang-pergi Rp 30.000 dan bayar tempat menginap jika tidak ada jadwal kapal pulang.
”Sekarang saya tinggal menunggu kapal BRI bersandar karena seminggu sekali pasti datang. Sangat meringankan ongkos dan tenaga,” kata Mulfiyati, yang berwirausaha oleh-oleh asli Pulau Komodo.
Sekarang saya tinggal menunggu kapal BRI bersandar karena seminggu sekali pasti datang. Sangat meringankan ongkos dan tenaga.
Di Pulau Komodo, layanan perbankan yang paling sering digunakan warga adalah transfer uang. Transfer itu biasanya untuk membayar hasil tani atau mengirim uang ke sanak-saudara ke luar NTT. Nominal transfer berkisar Rp 1 juta-Rp 3 juta per transaksi. Warga juga terbebas dari risiko uang hilang.
Suprajarto menuturkan, akses warga ke perbankan di pulau-pulau kecil masih sulit dan terbatas. Di daerah itu, keuangan inklusif mesti ditingkatkan melalui berbagai terobosan dan langkah strategis. Selain teras kapal, BRI memiliki layanan teras pasar dan agen BRILink di sejumlah daerah terpencil.
”Teknologi makin berkembang pesat, perbankan juga harus memiliki terobosan untuk membidik pasar sekaligus meningkatkan inklusi keuangan,” kata Suprajarto.
Direktur Jaringan dan Layanan BRI Osbal Saragi Rumahorbo menambahkan, saat ini ada sekitar 400.000 agen BRILink. Kehadiran agen BRILink untuk memberikan edukasi dan literasi keuangan, khususnya di pulau-pulau kecil dan terluar. Peran mereka cukup vital untuk mendekatkan bank ke seluruh lapisan masyarakat.
Menurut Osbal, literasi keuangan di beberapa daerah masih minim. Berkaca dari peristiwa bencana alam di Lombok dan Palu, masih banyak warga yang menyimpan uang tunai di rumah. Mereka jatuh miskin karena harta dan tabungan raib akibat bencana alam. Tidak ada pihak yang bertanggung jawab atas itu.
”Hal itu seharusnya tidak terjadi kalau mereka menyimpan uang di bank, apalagi layanan bank sudah semakin canggih,” kata Osbal.