Pemerintah mendorong pembangunan sentra-sentra benih mendekati lokasi budidaya. Rencana itu akan dilakukan secara bertahap dalam periode tahun 2020-2024.
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mendorong pembangunan sentra-sentra benih mendekati lokasi budidaya. Rencana itu akan dilakukan secara bertahap dalam periode tahun 2020-2024.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto di Jakarta, Rabu (31/7/2019), menyatakan, harga benih yang mahal dipicu oleh biaya distribusi. Oleh karena itu, pihaknya mendorong pembangunan sentra benih mendekati sentra budidaya.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, pemerintah menargetkan sentra benih dikembangkan di Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Maluku, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah.
Instalasi benih yang dekat sentra produksi diharapkan memudahkan distribusi benih dan induk.
Instalasi benih yang lokasinya dekat dengan sentra produksi diharapkan memudahkan distribusi logistik serta distribusi benih dan induk. ”Pembangunan sentra benih dilakukan bertahap untuk lima tahun ke depan,” ujarnya.
Slamet menambahkan, saat ini benih unggulan terganjal harga yang mahal dan distribusi yang tidak merata. Pemerintah akan mendorong keterlibatan balai-balai perikanan untuk memasok benih unggulan.
Sebelumnya, sejumlah pelaku usaha mengeluhkan benih unggulan perikanan yang dihasilkan balai-balai pemerintah masih belum merata dan harganya tak terjangkau. Kondisi ini menghambat upaya mendongkrak produksi perikanan budidaya nasional.
Ketua Shrimp Club Indonesia Iwan Sutanto mengatakan, pasokan induk dan benih udang belum memadai. Akibatnya, sebagian pembenih skala kecil dan petambak rakyat menggunakan benih dari tambak yang rentan membawa penyakit. Penggunaan induk dari tambak saat ini diperkirakan sekitar 30 persen dari total induk.
Iwan menambahkan, penyebaran penyakit udang antara lain dipicu mutu benur (benih udang) yang rendah. Benur yang bebas penyakit harus berasal dari indukan unggul. Pihaknya berharap pemerintah mendorong pengadaan indukan dan benur unggul.