Gojek sebagai perusahaan berbasis digital berkontribusi besar terhadap perbaikan pendapatan warga. Pendapatan rata-rata mitra atau pengendara Gojek di atas upah minimum di provinsi para mitra berdomisili. Pada 2018, total pendapatan pengendara Gojek dalam setahun mencapai Rp 44,2 triliun. Angka itu diprediksi terus tumbuh seiring bertambah konsumen dan jangkauan layanan.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
SABANG, KOMPAS – Gojek sebagai perusahaan berbasis digital berkontribusi besar terhadap perbaikan pendapatan warga. Pendapatan rata-rata mitra atau pengendara Gojek di atas upah minimum di provinsi para mitra berdomisili. Pada 2018, total pendapatan pengendara Gojek dalam setahun mencapai Rp 44,2 triliun. Angka itu diprediksi terus tumbuh seiring bertambah konsumen dan jangkauan layanan.
Head of Regional Corporate Gojek Teuku Parvinanda dalam dialog Gojek Merajut Nusantara, di Sabang, Aceh, Senin (5/8/2019) menuturkan, jumlah mitra Gojek saat ini mencapai 2 juta orang. Pendapatan rata-rata mitra Gojek di atas upah minimum di provinsi para mitra berdomisili. “Survei 2018, total pendapatan mitra atau driver Gojek mencapai Rp 44,2 triliun,” kata Parvinanda.
Tim kirab Gojek Merajut Nusantara 2019 dilepaskan bersamaan di Sabang, ujung barat Indonesia dan di Merauke, ujung barat timur Indonesia pada Selasa. Tim kirab dari barat dan timur akan bertemu di Jakarta pada 17 Agustus. Kegiatan ini digelar untuk memperkenalkan logo Gojek.
Pekerjaan saya sekarang hanya jadi sopir Gojek. Ini satu-satunya sumber penghasilan saya
Parvinanda menambahkan, saat ini Gojek menjadi tempat bagi para mitra mencari penghidupan. Dengan pendapatan di atas upah minimum menunjukkan taraf hidup mereka mulai membaik. “Ketika taraf hidup warga mulai baik, laju pembangunan nasional juga kian cepat,” kata Parvinanda.
Gojek berkembang sangat pesat. Awalnya Gojek hanya melayani antar penumpang dengan sepeda motor. Namun, belakangan sejumlah layanan lain hadir seperti antar makanan (Go Food) dan pengiriman (Go Send).
Saat ini ada 21 jenis layanan yang terdapat di Gojek. Parvinanda mengatakan Gojek sedang berevolusi menjadi perusahaan berbasis aplikasi terbesar di Asia Tenggara. Gojek kini telah hadir di Vietnam, Thailand, dan Singapura.
Dodi Asri (40) salah seorang pengendara Gojek dari Medan, Sumatera Utara yang dipercaya sebagai tim kirap menuturkan, sejak bergabung dengan Gojek dua tahun lalu taraf ekonomi kian baik. Pendapatannya dalam sebulan mencapai Rp 9 juta jauh lebih tinggi dari upah minimum Kota Medan sebesar Rp 2,9 juta dan Sumut Rp 2,3 juta.
Sebelumnya dia bekerja sebagai pengendara becak motor. Penghasilan rata-rata per bulan sekitar Rp 3 juta. “Sekarang saya sudah bisa kredit rumah, cicilan tidak pernah tertunggak,” kata Dodi.
Dodi memiliki tiga anak, yang paling tua tahun ini masuk ke perguruan tinggi. Dodi berharap masih bisa menjadi mitra Gojek supaya pendapatannya lancar dan bisa membiayai anaknya kuliah. “Pekerjaan saya sekarang hanya jadi sopir Gojek. Ini satu-satunya sumber penghasilan saya,” ujar Dodi.
Perluas layanan
Bersamaan dengan pelepasan tim kirab, Gojek resmi hadir di Sabang. Kehadiran Gojek di kota itu diharapkan mendorong kemajuan wisata Sabang. Para wisatwan semakin mudah mencari jasa transportasi selama berada di Sabang.
Kepala Dinas Pariwisata Sabang Faisal mengatakan kehadiran transportasi berbasis aplikasi menunjukkan wisata Sabang mulai tumbuh. Semakin ramai pengunjung kebutuhan terhadap transportasi semakin tinggi. Selama ini pada musim-musim liburan transportasi di Sabang tidak mampu melayani semua wisatawan.
“Ini sangat mendukung perkembangan pariwisata, karena masyarakat dan wisatawan bisa dengan mudah mendapatkan pelayanan transportasi,” kata Faisal.