Pada suatu waktu, perbincangan mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA—yang berlaku sejak akhir tahun 2015—memantik perhatian publik. Kini, sekian tahun berselang, gaung MEA tak senyaring dulu.
Berdasarkan data Trademap yang diolah Kementerian Perindustrian (2015), nilai ekspor Indonesia ke ASEAN sebesar 43,294 miliar dollar AS. Nilai ekspor itu sekitar 24,6 persen dari total ekspor ke dunia.
Kompas pernah memberitakan nilai ekspor Indonesia ke pasar ASEAN pada empat bulan pertama 2016 yang justru menurun dibandingkan dengan periode yang sama pada 2015. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor nonmigas Indonesia ke ASEAN pada Januari-April 2016 tersebut 8,826 miliar dollar AS.
Nilai ekspor ini turun 3,87 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2015, yakni 9,182 miliar dollar AS. Pada saat itu, MEA belum diberlakukan. Ekspor nonmigas Indonesia ke ASEAN pada Januari-April 2016 berkontribusi 21,69 persen terhadap total ekspor Indonesia yang mencapai 40,702 miliar dollar AS.
Alhasil, saat itu ada penilaian bahwa Indonesia belum memanfaatkan pemberlakuan MEA untuk mengoptimalkan pasar ekspor. Memang, penggarapan pasar ekspor tak semudah membalik telapak tangan. Apalagi, pada saat daya saing produk masih menjadi kendala bagi industri dalam negeri.
Lantas, bagaimana perkembangan penggarapan pasar ASEAN oleh Indonesia saat ini? Data terbaru BPS yang dirilis pada pertengahan Agustus 2019 menunjukkan, ekspor nonmigas Indonesia ke ASEAN pada Januari-Juli 2019 sebesar 20,24 miliar dollar AS. Pangsa pasar ekspor Indonesia ke ASEAN tersebut sekitar 22,98 persen dari total nilai ekspor.
Tiga negara anggota ASEAN, yakni Singapura, Malaysia, dan Thailand, ada di urutan kelima, keenam, dan kedelapan sebagai negara tujuan ekspor utama Indonesia. Urutan pertama dan kedua negara tujuan utama ekspor Indonesia masih dua raksasa ekonomi dunia yang tengah ribut karena perang dagang, yakni China dan Amerika Serikat.
Sementara itu, nilai impor nonmigas Indonesia dari ASEAN pada Januari-Juli 2019 sebesar 16,57 miliar dollar AS. Pangsa impor dari ASEAN tersebut sekitar 19,48 persen dari total impor nonmigas Indonesia.
Kali ini, di antara anggota ASEAN, Thailand ada di posisi tiga besar negara asal impor Indonesia. Disusul kemudian Singapura di posisi keempat dan Malaysia ketujuh.
Ditilik dari hubungan dagang bilateral, Indonesia masih defisit dalam perdagangan nonmigas dengan Thailand pada Januari-Juli 2019. Defisit yang sebesar 2,212 miliar dollar AS ini lebih rendah dibandingkan dengan Januari-Juli 2018 yang mencapai 2,908 miliar dollar AS.
Secara internal, semua pemangku kepentingan di Indonesia perlu membenahi model dan sistem perdagangan di dalam negeri. Dengan cara itu, pelaku usaha di Tanah Air mampu bersaing dalam memproduksi barang dan menyediakan jasa. Daya saing diperlukan untuk menjaga pasar domestik sembari menggarap pasar ekspor.
Sebenarnya, menjelang pemberlakuan MEA, pernah ada suara yang menyebutkan bahwa MEA adalah peluang memperserat sinergi negara-negara anggota ASEAN untuk menggarap pasar internasional. Negara-negara anggota ASEAN bisa bersatu dan saling mendukung di tingkat regional, untuk bersama-sama berjaya di pasar global.
Pada kondisi perekonomian global terkini yang penuh dinamika, termasuk imbas perang dagang AS-China yang mengarah ke perang nilai tukar, upaya mempererat kerja sama antaranggota ASEAN tersebut memiliki nilai penting. Sebab, kondisi perekonomian global yang diliputi ketidakpastian memerlukan daya saing dan daya tahan yang kokoh. Dengan cara itu, pengaruh negatif dari perang dagang dapat ditekan. Sebaliknya, peluang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh nilai tambah.
Negara-negara di satu sisi bisa saling bersinergi, meskipun di sisi lain berhadapan dengan kompetisi demi menjaga kepentingan masing-masing. Dalam perang dagang China-AS, misalnya, ada negara yang dengan taktis dan strategis berhasil memanfaatkan kondisi tersebut menjadi peluang untuk meningkatkan perdagangan negaranya.
Kondisi perekonomian dunia belum akan tenang. Begitu juga perdagangan dunia. Hal ini menjadi tantangan bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara.