Harga bawang merah di tingkat petani menyentuh angka Rp 5.000 per kilogram di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penurunan harga disebabkan oleh kualitas panen yang kurang baik. Rendahnya harga bawang mengecewakan petani.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
BANTUL, KOMPAS - Harga bawang merah di tingkat petani menyentuh angka Rp 5.000 per kilogram di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penurunan harga disebabkan oleh kualitas panen yang kurang baik. Rendahnya harga bawang mengecewakan petani.
Salah satu petani yang mengalami penurunan harga jual itu adalah Rujito (58), petani bawang merah asal Desa Srigading, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Penurunan harga itu diungkapkannya sewaktu dihubungi dari Yogyakarta, Minggu (25/8/2019).
“Penurunan harga jual terjadi mulai Idul Adha (pertengahan Agustus ini). Ini membuat kami merugi karena biaya yang dikeluarkan untuk menanam dan harga jualnya tidak sebanding,” kata Rujito.
Rujito mengungkapkan, modal yang dikeluarkannya untuk menanam bawang merah itu sebesar Rp 12 juta. Modalnya belum bisa kembali karena bawang yang dipanennya masih banyak yang belum laku. Sebagian yang dititipkan kepada pedagang untuk dijual juga masih belum tahu bakal habis terjual atau tidak.
Bahkan, rendahnya harga bawang itu membuat Rujito dan sejumlah temannya menggelar aksi bagi-bagi bawang gratis, Jumat (23/8/2019) lalu. Bawang merah itu dibagikan kepada pengendara sepeda motor yang melintas di Jalan Dongkelan, Kabupaten Bantul, DIY. Sebanyak 1 kuintal bawang yang dibagikan dalam kesempatan itu.
“Penurunan harga jual terjadi mulai Idul Adha (pertengahan Agustus ini). Ini membuat kami merugi karena biaya yang dikeluarkan untuk menanam dan harga jualnya tidak sebanding,” kata Rujito.
Rujito mengharapkan, pemerintah ikut turun tangan merampungkan persoalan itu. Hal itu dinilainya bakal meringankan sebagian petani yang merugi. Pihaknya menanti tindakan dari pemerintah terkait permasalahan itu.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Paguyuban Tani Manunggal Subandi membenarkan, memang harga jual bawang merah ada yang menyentuh angka Rp 5.000 per kilogram. Rendahnya kualitas panen bawang merah diduganya menjadi penyebab penurunan harga. Sebagian petani sempat terserang hama berupa ulat dan cuaca yang cukup dingin selama kemarau ini. Kondisi itu yang menyebabkan panen dari sebagian petani tidak maksimal.
“Panennya jadi tidak maksimal. Panen itu terjadi tetapi hasil yang bawang merah yang dipanen itu ukurannya kecil-kecil. Jadi itu yang membuat harga jualnya kurang bagus,” ujar Subandi.
Subandi menambahkan, di kelompok taninya, yang berada di Desa Srigading, Kabupaten Bantul, DIY, terdapat 20 persen dari sekitar 80 petani bawang merah yang mengalami kurang optimalnya hasil panen tersebut.
Selanjutnya, Subandi menjelaskan, rata-rata harga jual bawang merah di tingkat petani itu Rp 8.000. Bawang merah dengan kualitas terendah harga jualnya di berkisar Rp 5.000-6.000 per kilogram. Kemudian, bawang merah dengan kualitas terbaik itu bisa mencapai harga Rp 15.000-16.000 per kilogram.
“Panennya jadi tidak maksimal. Panen itu terjadi tetapi hasil yang bawang merah yang dipanen itu ukurannya kecil-kecil. Jadi itu yang membuat harga jualnya kurang bagus,” ujar Subandi.
Menurut data dari Tim Pengendali Inflasi Daerah Istimewa Yogyakarta, rata-rata harga bawang merah mencapai Rp 20.000 per kilogram di pasar. Harga tersebut bertahan mulai dari 19-22 Agustus 2019.
Dirjo (65), pedagang bawang merah di Pasar Giwangan, Kota Yogyakarta, menjual bawang merahnya seharga Rp 25.000 per kilogram. Harga itu ditetapkannya sejak awal bulan Agustus. Sebelumnya, ia menjual hingga Rp 30.000 per kilogram, menyesuaikan dengan harga jual pedagang pasar lainnya.
Adapun bawang merah yang dijual Dirjo itu merupakan stok sejak satu bulan yang lalu. Saat ini, stok bawang merah yang dimilikinya juga masih ada sebanyak 1,5 kuintal. “Saya belum beli lagi karena ini stok masih banyak. Kemarin, sempat sepi pembeli,” ujar Dirjo.
Sementara itu, Sumirah (60), pedagang bawang merah lainnya di Pasar Giwangan, menjual bawang merahnya seharga Rp 20.000 per kilogram. Harga itu stabil sejak pertengahan Agustus. Pelanggannya juga lumayan banyak. Ia terakhir kali membeli stok bawang merah baru pekan lalu.
Dihubungi terpisah, Sekda DIY Gatot Saptadi menyatakan, pihaknya harus mencermati secara lebih mendetail tentang adanya kabar penurunan harga bawang merah itu. Duduk perkara dari persoalan itu harus diketahui terlebih dahulu. Apabila ada rantai distribusi yang bermasalah perlu segera diurai agar tidak menyusahkan para petani.
“Kami ingin tahu persis. Apakah ada penimbunan atau produksi yang lebih besar. Setelah itu diketahui, baru kami akan melakukan langkah nyata. Kami jelas memperhatikan persoalan ini,” kata Gatot.