PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk atau GMF terus meningkatkan kapasitas dalam merawat mesin pesawat. Peningkatan kapasitas perawatan mesin ini akan menjadi sumber pendapatan baru yang cukup besar bagi anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Oleh
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk atau GMF terus meningkatkan kapasitas dalam merawat mesin pesawat. Peningkatan kapasitas perawatan mesin ini akan menjadi sumber pendapatan baru yang cukup besar bagi anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
”Pendapatan dari perawatan mesin mencatat pertumbuhan paling tinggi, yakni 31 persen, dari 46,5 juta dollar menjadi 61 juta dollar AS,” kata Tazar Marta Kurniawan, yang baru saja terpilih sebagai CEO GMF dalam rapat umum pemegang saham luar biasa di Tangerang, Kamis (29/8/2019).
Saat ini kapasitas perawatan mesin pesawat yang dimiliki GMF baru 50 mesin per tahun. ”Kami ingin meningkatkannya jadi 150 mesin per tahun. Namun, yang dioptimalkan hingga tahun 2021 mampu merawat 100 mesin per tahun,” kata Tazar.
Permintaan perawatan mesin pesawat untuk Boeing 737 series dan Airbus A320 sangat tinggi. Tidak hanya datang dari pasar Indonesia, tetapi juga dari pasar luar negeri. ”Usia rata-rata pesawat yang beroperasi saat ini kurang lebih sama, dan kini pesawat-pesawat itu masuk dalam taraf perawatan mesin,” jelas Tazar.
Saat ini 70 persen perawatan pesawat masih dilakukan di luar negeri. Jika GMF bisa memperbesar kapasitasnya, diharapkan devisa yang ada tidak lari keluar, bahkan devisa yang masuk ke dalam negeri akan semakin besar.
Banyaknya permintaan perawatan mesin itu membuat pasar GMF tidak lagi terlalu bergantung pada Garuda Group, tetapi juga sudah melayani pesawat-pesawat dari maskapai di luar group. ”Saat ini pasar non-grup kami mencapai 49 persen,” ujarnya.
Selain meningkatkan kapasitas perawatan mesin pesawat, GMF juga mencari ruang untuk melakukan perawatan rangka pesawat. Saat ini kapasitas yang ada di GMF sudah sangat maksimal. GMF sudah melakukan kerja sama dengan Merpati Maintenance Facility, Indo Pelita, dan Batam Aero Teknik untuk memperbesar kapasitas perawatan rangka pesawat. ”Pasar perawatan rangka pesawat ini sudah datang dari luar negeri, seperti dari India, Filipina, Korea, Vietnam, dan juga Eropa,” ujar Tazar.
Direktur GMF Edward Okky Avianto mengatakan, pendapatan pada semester I-2019 sebesar 246, 3 juta dollar AS. ”Pendapatan ini jika dibandingkan semester 1-2018 naik 10,3 persen yang sebesar 223,3 juta dollar AS,” katanya.
Selain akan terus mengejar pendapatan dari perawatan mesin dan rangka pesawat, GMF juga akan mengejar pendapatan dari dua anak usaha Garuda Daya Pratama Sejahtera dan Garuda Energi Logistik dan Komersial. ”Dari kedua anak usaha ini, sudah mendatangkan pemasukan hingga 8,7 juta dollar AS,” kata Edward.