Bank Wakaf Mikro Bantu Kegiatan Ekonomi di Pesantren
Otoritas Jasa Keuangan terus menambah Bank Wakaf Mikro guna meningkatkan akses pembiayaan keuangan oleh masyarakat. Terbaru yakni Bank Wakaf Mikro APIK, Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
KENDAL, KOMPAS — Otoritas Jasa Keuangan terus menambah bank wakaf mikro guna meningkatkan akses pembiayaan keuangan oleh masyarakat. Terbaru yakni Bank Wakaf Mikro APIK, Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, yang diresmikan di sekitar Pesantren APIK, Jumat (6/9/2019).
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, setelah meresmikan Bank Wakaf Mikro (BWM) pada Jumat mengatakan, pihaknya berharap masyarakat di sekitar pesantren dapat memanfaatkan fasilitas itu untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Ini juga sebagai pembinaan bagi masyarakat.
Wimboh mengatakan, kemiskinan berkaitan erat dengan keterbatasan akses keuangan. ”Untuk itu, adanya Bank Wakaf Mikro di daerah menjadi upaya OJK mengatasi permasalahan itu. Ini agar kemudahan akses keuangan tak hanya fokus pada nasabah besar, tetapi juga masyarakat kecil,” kata Wimboh.
Sementara skema pembiayaan dalam BWM memudahkan para nasabah, yakni tanpa agunan serta biaya administrasi yang hanya 3 persen per tahun. Skema itu merupakan terobosan baru yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat kecil.
Untuk itu, adanya Bank Wakaf Mikro di daerah menjadi upaya OJK mengatasi permasalahan itu. Ini agar kemudahan akses keuangan tak hanya fokus pada nasabah besar, tetapi juga masyarakat kecil.
Menurut data OJK, hingga Juli 2019 terdapat 52 BWM yang tersebar di 15 provinsi dengan nilai total pembiayaan Rp 24,9 miliar untuk 19.543 nasabah. Para nasabah tersebut terdiri atas 2.374 kelompok usaha masyarakat sekitar pesantren Indonesia (Kumpi).
Jateng merupakan provinsi dengan Bank Wakaf Mikro kedua terbanyak, dengan 11 unit, setelah Jawa Timur yang 13 unit. Adapun BWM APIK sejak April 2019 telah membina 270 nasabah dengan nilai pembiayaan Rp 270 juta. Mereka memiliki usaha di antaranya jajanan tradisional dan kerajinan anyaman bambu.
Wimboh menambahkan, OJK juga mendorong pemanfaatan teknologi oleh BWM. ”Seperti untuk memasarkan produk, meningkatkan kapasitas pelayanan, dan mengembangkan usahanya,” ujarnya.
Berhubungan langsung
Pemimpin Pondok Pesantren Apik, Kaliwungu, KH Solahudin Humaidullah menuturkan, BWM akan berhubungan langsung dengan kebutuhan masyarakat. Saat ini, masyarakat dapat meminjam hingga Rp 1 juta untuk dicicil Rp 20.000 per minggu. Ke depan, ia berharap meningkat hingga Rp 5 juta.
Ia menambahkan, uang pinjaman di BWM menjadi amanat bagi masyarakat agar disiplin dalam pembayaran. ”Kalau masing-masing memperhatikan amanatnya, maka kehidupan bermasyarakat akan lebih baik. Akan ada curahan keberkahan dari apa saja yang dilakukannya,” kata Solahudin.
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin, dalam sambutan yang dibacakan Sekretaris Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) Jateng, Bima Kartika menuturkan, BWM dapat menguatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Itu antara lain dengan mengembangkan produk-produk baru UMKM.
”Ini akan melengkapi apa yang sudah dilakukan Ponpes Apik selama ini seperti pengembangan eksakta, laboratorium keterampilan, dan kewirausahaan. Dalam hal ini, masyarakat harus terlibat aktif sehingga BWM Apik Kaliwungu dapat terus berkembang lebih luas,” ucap Taj Yasin.