logo Kompas.id
EkonomiPetani Kelapa Tak Berdaulat di...
Iklan

Petani Kelapa Tak Berdaulat di ”Bumi Nyiur Melambai”

Rendahnya harga kopra saat ini, sekitar Rp 4.500 per kilogram, membuat beberapa petani kelapa di Manado, Sulawesi Utara, beralih memproduksi kelapa butir saja.

Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/oW_kPFG023uN_MwPt1gHxxJIrEw=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2FDSC01631_1568120393.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Salah satu perkebunan kelapa di Kima Atas, Mapanget, Manado, Sulawesi Utara, Selasa (10/9/2019). Sebagian petani kelapa masih terikat kontrak ijon dengan perusahaan dan tengkulak sehingga terpaksa memproduksi kopra.

MANADO, KOMPAS — Rendahnya harga kopra saat ini, sekitar Rp 4.500 per kilogram, membuat beberapa petani kelapa di Manado, Sulawesi Utara, beralih memproduksi kelapa butir saja. Di sisi lain, petani kelapa yang terikat kontrak ijon dengan pengepul tak punya pilihan selain memproduksi kopra. Hal ini disebabkan oleh industri kelapa di Sulawesi Utara yang masih bergantung pada kopra dan kelapa mentah.

Didi Manopo (46), petani kelapa di Kelurahan Kima Atas, Mapanget, Manado, adalah salah satu yang berhenti memproduksi kopra. Ia beralih menjual kelapa butir saja dari 2 hektar lahan kebun kelapa miliknya yang ditanami sekitar 900 pohon.

Editor:
agnespandia
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000