Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi menggandeng 11 Kontraktor Kontrak Kerja Sama untuk memperkuat strategi pengadaan dalam rantai suplai migas.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi menggandeng 11 Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang beroperasi di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara untuk memperkuat strategi pengadaan dalam rantai suplai migas.
Program tersebut dilaksanakan melalui gelar sharing dan diskusi PTK 007 Buku Kedua Revisi 04 di Surabaya, Kamis-Jumat (12-13/9/2019) di Surabaya.
Penjabat Sementara General Manager Asset 4 SKK Migas Kretarto Hendro Wibowo, Kamis (12/9/2019) mengatakan, industri migas di sektor hulu merupakan bisnis yang sangat bergantung pada aturan. Salah satu hal yang penting adalah proses pengadaan yang menjadi bagian dari rantai suplai.
“Ketika rantai suplai sudah dilakukan berdasarkan aturan, maka pengelolaan bisnis di sektor hulu migas menjadi lebih transparan dan akuntabel,” katanya.
Dia berharap, mitra kontraktor bisa memberikan usulan untuk dijadikan terobosan agar bisa mengakselerasi percepatan dalam proses pengadaan. Usulan yang diberikan diharapkan bisa menyederhanakan proses serta menjamin akuntabilitas.
Peran pengelolaan rantai suplai yang lebih baik diharapkan mampu menjamin ketersediaan barang dan jasa yang dibutuhkan sesuai dengan jadwal dan spesifikasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan operasional kontraktor dalam kegiatan lifting migas.
“Usulan tidak boleh mengesampingkan standar kualitas, kesesuaian waktu penyerahan dalam jumlah yang diperlukan dengan harga yang kompetitif, serta aspek keamanan yang pada akhirnya dapat mendukung capaian target produksi”, ujar Kretarto.
Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas Erwin Suryadi menuturkan, beberapa prinsip dasar pengelolaan pengadaan barang dan jasa yaitu efektif, efisien, kompetitif, transparan, berwawasan lingkungan, kapasitas nasional, bertanggung jawab, dan adil.
Usulan tidak boleh mengesampingkan standar kualitas, kesesuaian waktu penyerahan dalam jumlah yang diperlukan dengan harga yang kompetitif, serta aspek keamanan yang pada akhirnya dapat mendukung capaian target produksi, ujar Kretarto
Sesuai dengan situasi industri migas saat ini, lanjut dia, SKK Migas berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi dan efisiensi cost recovery melalui kegiatan pengadaan, di antaranya penerapan strategi kontrak yang tepat. Strategi tersebut berdasarkan performa untuk implementasi teknologi baru, pengadaan atau kontrak bersama, serta peningkatan kapasitas nasional melalui capaian TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri).
Peningkatan kemampuan nasional akan menciptakan dampak multiplayer yang lebih luas bagi perekonomian nasional dengan menyerap banyak tenaga kerja serta menciptakan kerja sama dengan lembaga penelitian dan pelatihan untuk program alih teknologi.
Dia menambahkan, penerapan teknologi baru dalam mengelola industri hulu migas Indonesia sangat diperlukan untuk memenuhi KPI (Key Performance Indicator) SKK Migas, yaitu penambahan reserve replacement rasio, efisiensi cost recovery dan percepatan pencapaian target lifting.