Waralaba, sebagai salah satu jenis usaha, dinilai bisa menopang upaya meningkatkan konsumsi dalam negeri. Keberadaannya juga membuka lapangan kerja yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Oleh
M CLARA WRESTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Waralaba, sebagai salah satu jenis usaha, dinilai bisa menopang upaya meningkatkan konsumsi dalam negeri. Keberadaannya juga membuka lapangan kerja yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.
”Kita perlu meningkatkan konsumsi, dan keberadaan waralaba bisa mendorong konsumsi dalam negeri,” kata Karyanto Suprih, Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Hubungan Antarlembaga Menteri Perdagangan, saat membuka tiga pameran bisnis tahunan Franchise & License Expo Indonesia, Retail & Solution Expo Indonesia, dan Café & Brasserie Expo Indonesia di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (13/9/2019).
Menurut perhitungan Kementerian Perdagangan, tahun ini waralaba bisa tumbuh lebih baik daripada tahun lalu. Tahun lalu, hiruk-pikuk politik dinilai membuat masyarakat menunda investasinya.
”Tahun ini pertumbuhan waralaba bisa mencapai 8-10 persen karena kondisi sudah stabil. Selain itu, banyak orang ingin punya usaha sendiri. Dengan waralaba, mereka tidak perlu berinvestasi dari nol dan akan lebih mudah mendapatkan pinjaman perbankan,” kata Karyanto.
Kementerian Perdagangan berjanji terus mendukung waralaba melalui perizinan yang makin sederhana. ”Kami ingin mengajak semua pelaku usaha untuk memajukan ekonomi Indonesia. Dengan waralaba, lapangan kerja akan terbuka, masyarakat punya penghasilan, dan daya beli bisa meningkat. Apalagi jika banyak menggunakan bahan baku lokal, pertumbuhan pun akan terjadi,” ujarnya.
Ketua Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), yang juga Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Waralaba, Lisensi, dan Kemitraan, Levita Ginting Supit mengatakan, pameran ini diselenggarakan untuk mendorong pertumbuhan wiraswasta baru.
”Ekspo ini merupakan wadah bagi para pelaku untuk menambah bisnis dan jejaring. Kami ingin banyak wirastasta baru terus tumbuh. Saat ini ada lebih dari 2.000 bisnis waralaba, baik lokal maupun asing. Setiap waralaba minimal mempunyai tiga atau lima cabang, bahkan ada yang punya ribuan gerai,” ujarnya.
Tak hanya lokal, waralaba asing juga tumbuh di Indonesia. Sebagian waralaba asal Indonesia juga sudah banyak yang ekspansi ke Timur Tengah, bahkan ke Amerika Serikat. ”Dengan adanya pameran yang diikuti banyak negara ini, kami ingin menciptakan kerja sama, bertukar pikiran, dan melihat peluang bisnis di masa depan,” kata Levita.
General Manager Reed Panorama Exhibitions Steven Chwee menjelaskan, pameran ini diikuti oleh peserta dari 20 negara dan menawarkan 350 merek waralaba. ”Acara ini diharapkan mampu menjadi solusi bisnis terpadu bagi para pelaku usaha atau calon pengusaha dalam memulai dan menjalankan bisnisnya,” kata Chwee.