JAKARTA, KOMPAS - Para pengusaha kecil dan menengah memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Tidak hanya dari perbankan sebagai penyedia kucuran dana, tetapi juga dari koperasi.
Koperasi Maju, telah membuktikan bahwa peran koperasi dapat menjadi semakin besar dalam pemberdayaan pengusaha kecil dan menengah. Tidak hanya sekadar memberikan pinjaman kepada anggotanya yang merupakan para pengusaha kecil, koperasi ini juga memberikan pelatihan agar anggotanya lebih berdaya lagi.
Ketua Dewan Pengawas Koperasi Simpan Pinjam Maju Wijaya Sudhamek mengatakan, sebuah koperasi yang dikelola secara profesional, akan semakin memiliki kekuatan untuk memberdayakan anggotanya. “Koperasi masih sangat relevan di masa kini, dapat mengurangi ketimpangan perekonomian. Tentu saja harus dilakukan secara masif dan didukung pemerintah,” ujar Sudhamek akhir pekan lalu di Jakarta.
Salah satu bentuk keseriusan pengelolaan Koperasi Maju adalah terdapatnya key performance index pada setiap bidang. Sehingga kinerja setiap bidang dapat terukur apakah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Para penguruspun serius bekerja untuk memenuhi standar kinerja yang telah ditentukan.
Sudhamek menjelaskan, selain koperasi, dia juga membentuk bank perkreditan rakyat. “BPR sudah berjalan 12 tahun dan koperasi berjalan 6 tahun. Tetapi, aset koperasi sudah melewati aset yang dimiliki BPR. Saat ini aset Koperasi Maju sudah sekitar Rp 370 miliar dengan sekitar 1.700 anggota,” jelas Sudhamek lagi.
Pelatihan
Anggota Koperasi Maju yang sebagian besar merupakan pengusaha kecil dan menengah seperti berjualan kue, baju, jasa seperti tempat les dan lainnya tidak hanya wajib menyetorkan dana untuk simpanan dan boleh meminjam dana untuk modal, tetapi juga mendapatkan berbagai pelatihan.
Untuk membuat anggotanya menjadi lebih berdaya lagi, Koperasi Maju bekerja sama dengan berbagai pihak. Salah satunya adalah Dr Eddy Kristianto. Dokter ini membentuk kelompok-kelompok wirausaha di berbagai desa yang dinamakan Tumbuh Bersama Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
“Saya membentuk kelompok di desa-desa dengan mengembangkan potensi setempat. Satu kelompok 3-5 orang. Saya melakukan hal ini sejak 1993, saat ini sudah ada 1.200 desa di 9 provinsi yang terjamah, setiap desa ada beberapa kelompok,” ujar Dr Eddy. Dokter ini mengatakan, banyaknya kelompok yang sudah dibentuk karena ada duplikasi di dalam kelompok.
Dalam satu kelompok beranggotakan 5 orang, diharapkan ada 3 orang di antara mereka yang membuat kelompok baru. Kerja sama dengan Koperasi Maju dilakukan dalam berbagai hal seperti memberikan pelatihan wirausaha atau kesehatan. Selain itu, produk yang dibuat oleh TB UMKM, dipasarkan oleh Koperasi Maju. Produk yang sudah dibuat seperti sabun alami, kapsul moringa, teh celup dan bawang Dayak.
Sarinah, salah satu anggota Koperasi Maju yang sedang merintis usaha fashion mengakui, kelas pelatihan yang diberikan kepada anggota Koperasi Maju sangat bermanfaat. “Saya pernah ikut kelas soal branding, ini sangat bermanfaat buat saya yang baru mulai berusaha,” ujar dia.
Wanita ini awalnya mengikuti kursus menjahit. Kemudian, dia tidak sekadar menjahit untuk memproduksi baju, tetapi sedang mengembangkan diri untuk mempertemukan antara para penjahit dengan para pengusaha konvensi pemula yang memerlukan para penjahit. “Saya sedang mempersiapkan penjahit yang memiliki sertifikat,” ujarnya lagi. Sarinah berharap, dia dapat menjadi jembatan penghubung antara para penjahit dengan pengusaha baru.
Sudhamek menambahkan, selain memberikan pelatihan berbagai bidang wirausaha, para anggota koperasi juga diberi pelatihan untuk meningkatkan spiritualitasnya. “Jadi baik urusan vertikal maupun horizontal tetap terjaga,” tambah dia.
Setiap tahun, Koperasi Maju membuat acara besar untuk mengumpulkan para anggotanya. Pada acara yang dilakukan akhir pekan lalu (21-22 September) selain bazar yang menampilkan usaha anggota, diisi juga dengan kelas-kelas yang memaparkan berbagai topik. Sebagian besar anggota baru bergabung dengan Koperasi Maju atas ajakan teman yang sudah terlebih dahulu menjadi anggota.