Women In Maritime atau WIMA Indonesia menginginkan kiprah perempuan di sektor kemaritiman lebih besar, tetapi tetap terlindungi.
Oleh
Maria Clara Wresti
·2 menit baca
MANGGARAI BARAT, KOMPAS — Women In Maritime atau WIMA Indonesia menginginkan kiprah perempuan di sektor kemaritiman lebih besar, tetapi tetap terlindungi. Selama ini, dunia kemaritiman lebih dianggap dunia maskulin dan, apabila perempuan masuk ke dunia tersebut, yang ada justru mengalami pelecehan.
”Kami ingin lebih banyak perempuan berkiprah di dunia maritim dan tetap aman dari gangguan pelecehan. Harus dibuka kesempatan yang sama dengan laki-laki,” kata Ketua WIMA Indonesia Chandra Motik, dalam Peringatan Hari Maritim Sedunia di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (20/9/2019).
WIMA aktif mempromosikan Indonesia untuk duduk dalam Dewan International Maritime Organization Kategori C pada 2015 dan 2017. WIMA juga aktif mendampingi pelaut-pelaut perempuan yang mengalami pelecehan di kapal.
Menurut Chandra, saat ini kesetaraan gender memang sudah terjadi di sektor maritim karena perempuan sudah ada yang bekerja di dunia maritim. Kapten E Kartini, misalnya, jadi perempuan nakhoda pertama di Indonesia dan bekerja di PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni.
Tak sedikit perempuan yang bekerja sebagai operator alat derek raksasa di terminal peti kemas dan sebagainya. ”Namun, jumlahnya belum besar dan harus dibuka kesempatan sebesar-besarnya buat perempuan bekerja di maritim,” kata Chandra menegaskan.
Sementara Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan R Agus H Purnomo mengatakan, pihaknya mendorong kaum perempuan di Indonesia untuk berkiprah di sektor maritim dan berperan aktif mendukung perwujudan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Saat ini, pimpinan organisasi dan perusahaan yang bergerak di sektor maritim juga sudah lama tidak lagi membedakan jender. Misalnya, Ketua INSA, beberapa Kepala UPT Ditjen Perhubungan Laut dan jabatan strategis lainnya, telah dijabat oleh perempuan.
Agus melanjutkan, Pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai upaya peningkatan peran perempuan di dunia maritim, antara lain dengan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada perempuan untuk bekerja di sektor maritim.
Perempuan boleh berpartisipasi di berbagai kegiatan kemaritiman, baik nasional maupun internasional. Pemerintah juga mempromosikan SDM perempuan untuk menduduki jabatan yang strategis sesuai dengan kompetensinya serta meningkatkan kompetensi SDM perempuan di sektor maritim. ”Kami lakukan program capacity-building, baik secara nasional maupun kerja sama dengan negara-negara lain,” kata Agus.
Dengan penguatan peran perempuan di komunitas maritim, diharapkan di masa yang akan datang tidak ada lagi dominasi jender dalam bidang kerja di semua lini dalam sektor maritim.