JAKARTA, KOMPAS - Teknologi, terutama teknologi digital, berpengaruh penting dalam menggerakkan perekonomian. Perkembangan ekonomi digital berpeluang menciptakan kesejahteraan bersama. Di satu sisi, ekonomi digital selama ini banyak diproyeksikan dapat menciptakan disrupsi maupun menghilangkan pekerjaan.
"Tapi pada saat sama kita juga melihat bahwa teknologi pun dapat menciptakan banyak pekerjaan baru," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat memberi sambutan pada acara Grab for Good di Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Grab for Good adalah program kontribusi sosial Grab untuk memberdayakan, meningkatkan keterampilan, dan memberi kesempatan masyarakat Asia Tenggara menjadi bagian perkembangan ekonomi digital.
Sri Mulyani mengatakan, di tengah suasana pesimistis seiring ketidakpastian kondisi perekonomian global, ASEAN tetap merupakan salah satu kawasan yang dinamis dan prospektif di dunia. Dengan demikian, merupakan keuntungan dan peluang bagi Grab serta pelaku ekonomi digital lainnya hadir membawa teknologi untuk kian menggerakkan perekonomian ASEAN.
CEO and Co-founder Grab Anthony Tan mengatakan, pada intinya program Grab for Good adalah tentang upaya menciptakan akses ekonomi, akses digital, dan keadilan bagi seluruh masyarakat di Asia Tenggara.
Anthony menuturkan, bagi Grab, akses ekonomi berkaitan dengan memberi kemungkinan dan memberdayakan masyarakat - termasuk wirausaha mikro dan pebisnis - dalam menciptakan penghidupan berkelanjutan mereka.
"Hari ini kami luncurkan laporan dampak sosial perdana Grab. Kontribusi Grab terhadap perekonomian Asia Tenggara dalam 12 bulan, sampai dengan Maret 2019, diestimasi 5,8 miliar dollar AS," kata Anthony Tan.
Anthony mengumumkan inisiatif Break The Silence (Mendobrak Sunyi). Pada program tersebut Grab bermitra dengan Gerkatin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia); Malaysia Federation of The Deaf; Singapore Association of The Deaf; dan National Association of The Deaf Thailand.
Anthony menuturkan, inisiatif itu ditujukan pada penerapan dan advokasi praktik-praktik teknologi inklusif untuk mendukung mereka yang tunarungu dan mengalami gangguan pendengaran di kawasan ASEAN serta mengajaknya berkiprah di ekonomi digital.
Adapun kerja sama Tech for Good dengan Microsoft bertujuan menjembatani kesenjangan keterampilan teknologi di ASEAN melalui program yang dirancang khusus bagi mitra pengemudi Grab dan keluarga.
Lewat bahasa isyarat yang diterjemahkan, Chairman Gerkatin Bambang Prasetyo menuturkan, mereka yang tunarungu dan mengalami gangguan pendengaran sebenarnya memiliki kemampuan atau keterampilan namun kerapkali tidak ada tempat yang mau menerimanya.
Terkait hal tersebut, Bambang berterima kasih atas ikhtiar Grab Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, bukan hanya yang di Jakarta tetapi juga secara nasional.
Vice President of Sales, Marketing and Operations Microsoft Asia Pasific Ricky Kapur mengatakan, misi Microsoft adalah memberdayakan setiap orang dan setiap organisasi untuk meraih pencapaian lebih. Upaya tersebut dilakukan melalui jalinan kemitraan dengan berbagai pihak.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengapresiasi inisiatif Grab dalam mendukung digitalisasi. "Terutama dalam penggunaan teknologi untuk menghasilkan perubahan berarti pada kebutuhan publik," kata Airlangga.
Dia menuturkan, inisiatif tersebut diharapkan dapat meningkatkan literasi digital bagi mitra pengemudi, mengembangkan kemampuan teknologi bagi para siswa, dan menyediakan platform inklusif bagi pengemudi tunarungu.
Acara Grab for Good tersebut dihadiri pula oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.(CAS)