Pelaku usaha mengeluhkan pemasaran produk tuna sirip kuning asal Indonesia ke Amerika Serikat yang anjlok tahun ini.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaku usaha mengeluhkan pemasaran produk tuna sirip kuning asal Indonesia ke Amerika Serikat yang anjlok tahun ini. Pemicunya, antara lain, permintaan pasar yang turun dan hambatan daya saing produksi.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Tuna Indonesia (Astuin) Hendra Sugandhi, di Jakarta, Senin (30/9/2019), mengemukakan, permintaan pasar Amerika Serikat terhadap suplai tuna sirip kuning asal Indonesia anjlok tahun ini. Menurunnya permintaan itu ditenggarai dampak perang dagang China dan Amerika Serikat, serta suplai tuna sirip kuning asal Vietnam ke Amerika Serikat yang terus meningkat.
Pada triwulan I-2019, volume ekspor tuna sirip kuning beku asal Indonesia 196,82 ton atau anjlok dari periode yang sama tahun lalu, yakni 458,54 ton. Pada triwulan II-2019, volume ekspor juga merosot dari 248,1 ton menjadi 201,67 ton.
Sementara itu, volume ekspor tuna sirip kuning beku asal Vietnam ke Amerika Serikat naik dari 422,5 ton pada triwulan I-2018 menjadi 582,58 ton pada triwulan I-2019. Sementara, pada triwulan II-2019, volume ekspor naik dari 628,73 ton menjadi 672,05 ton.
”Suplai (tuna) meningkat dari Vietnam dengan harga lebih murah. Wajarlah kalau (pasar ekspor) melamban,” katanya.
Secara terpisah, Ketua II Asosiasi Tuna Long Line Indonesia Dwi Agus mengemukakan, pihaknya sampai sejauh ini belum menerima laporan merosotnya pasar tuna sirip kuning ke Amerika Serikat.
Sementara itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan merilis, ekspor tuna sirip kuning Indonesia ke AS dalam bentuk segar-dingin dan beku naik.
Selama Januari-Agustus, volume ekspor tuna sirip kuning 676 ton yang senilai 6,68 juta dollar AS atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu adalah 379 ton senilai 3,23 juta dollar AS.
Menurut Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Kementerian Kelautan dan Perikanan Agus Suherman, tren ekspor sirip kuning dalam bentuk segar-dingin dan beku selama periode Januari - Agustus tahun 2015 hingga 2019 mengalami tren meningkat, baik volume maupun nilainya. (LKT)