Unjuk rasa berbuntut ricuh untuk ketiga kalinya dalam sepekan tak berdampak signifikan terhadap transaksi belanja barang secara daring. Pengantaran pesanan tetap normal meski ada keterlambatan barang diterima konsumen.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Unjuk rasa berbuntut ricuh untuk ketiga kalinya dalam sepekan tidak berdampak signifikan terhadap transaksi belanja barang secara daring. Pengantaran pesanan tetap berlangsung normal meskipun terjadi keterlambatan barang tiba di tangan konsumen.
CEO J&T Express Robin Lo, saat dihubungi di Jakarta, Selasa (1/10/2019), mengklaim, pihaknya tidak mengalami penurunan permintaan pengantaran barang. Namun, ada potensi keterlambatan barang sampai di tangan konsumen, khususnya di area-area unjuk rasa.
”Paling sehari saja keterlambatannya,” ujarnya.
Robin mengatakan, perusahaan memberikan penjelasan perihal potensi keterlambatan barang tiba. Sejauh ini, konsumen memahami situasi yang ada.
Dia menyebutkan, rata-rata volume pengiriman barang khusus di DKI Jakarta sekitar 10 juta per bulan. Sebaran lokasi konsumen J&T Express merata di semua kota di DKI Jakarta.
Vice President of Marketing JNE Eri Palgunadi mengatakan, pengantaran tetap dimaksimalkan dengan strategi distribusi, misalnya penggunaan moda transportasi yang dapat melewati jalan-jalan kecil, seperti motor atau sepeda. Selain itu, jalur dan waktu pengantaran kepada penerima diatur melewati jalan yang aman serta waktu yang tepat.
Senior Vice President Traffic and Operations Lazada Indonesia Haikal Bekti Anggoro menyampaikan cerita senada. Sejauh ini, transaksi dan pengantaran pesanan pelanggan Lazada Indonesia berjalan seperti biasa.
”Para pelanggan tetap dapat menggunakan keterangan dan fitur-fitur di aplikasi Lazada untuk mendapatkan berbagai informasi, mulai dari ketersediaan produk, pengantaran, sampai menghubungi petugas layanan konsumen,” katanya.
Head of Corporate Communications Bukalapak Intan Wibisono menuturkan, kegiatan operasional tetap berjalan seperti biasa. Pengiriman barang oleh mitra logistik Bukalapak masih berjalan dengan normal.
”Begitu kami tarik data, terdapat perbedaan volume transaksi cukup signifikan dari sepekan sebelum (16-22 September) dan saat demo berlangsung (23-30 September). Data justru menunjukkan terdapat kenaikan volume transaksi hingga 20 persen. Kami menduga hal itu karena masa gaji turun sehingga orang berbelanja,” ujar Intan.