Sayembara Desain Arsitektur Buktikan Kekayaan Nusantara Tak Ada Matinya
Sayembara Desain Arsitektur Nusantara yang berlangsung untuk keempat kalinya membuktikan kekayaaan arsitektur lokal tidak ada duanya.
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sayembara Desain Arsitektur Nusantara yang berlangsung untuk keempat kalinya membuktikan kekayaaan arsitektur lokal tidak ada duanya.
Sejak pertama kali diselenggarakan tahun 2016, ribuan peserta yang didominasi arsitek atau desainer milenial beradu kemampuan riset budaya, mengeksplorasi arsitektur Nusantara. Lalu menuangkannya dalam rancang bangun rumah wisata (homestay), restoran, pusat cinderamata, hingga pusat informasi pariwisata.
Simak saja, tiga kandidat pemenang utama Sayembara Desain Arsitektur Nusantara Pusat Informasi Pariwisata yaitu Rumah Mangulosi, bangunan Sabda Tua, dan bangunan Fala Sasa Dua. Masing-masing merepresentasikan lokasi destinasi prioritas.
Rumah Mangulosi dibangun di destinasi Danau Toba, sedangkan bangunan Sabda Tua di Kota Tua Jakarta, dan bangunan Fala Sasa Dua untuk Kepulauan Morotai.
Pusat informasi pariwisata bernama Rumah Mangulosi terinspirasi dari tradisi Mangulosi, pemasangan kain ulos kepada pasangan baru menikah secara melingkar setengah lingkaran. Prosesi inilah yang dipakai sebagai desain atap pusat informasi. Untuk menyesuaiakan dengan atap melingkar setengah lingkaran, bangunannya terdiri dari dua gedung. Struktur gedung menggunakan model gorga Batak. Langit-langit dipasang aneka kain ulos.
Rancang bangun pusat informasi pariwisata bernama Sabda Tua berusaha mengoptimalkan ruang Terowongan Penyeberangan Orang Kota Tua, Jakarta. Struktur bangunan cagar budaya yang terletak di sekitar terowongan tidak diubah. Penambahan terletak pada fasilitas toilet umum, ruangan untuk keperluan pusat informasi, dan penjualan barang yang semula menyebar akan diintegrasikan.
Sementara rancang bangun pusat informasi pariwisata bernama Fala Sasa Dua mengambil inspirasi arsitektur Sasadu. Atap khas arsitektur Sasadu tetap dipertahankan, begitu pula dengan konsep bangunannya. Misalnya, bagian depan untuk masuk orang sengaja dibuat lebih rendah guna menunjukkan keharusan menunduk. Bangunan dirancang seerat mungkin dengan lingkungan, seperti lokasi berdekatan dengan laut guna menggambarkan relasi manusia dengan alam.
Arsitek sekaligus ketua dewan juri Sayembara Desain Arsitektur Nusantara Pusat Informasi Pariwisata, Yori Antar, Jumat (4/10/2019) malam, di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta, mengatakan, Indonesia mempunya ribuan etnik. Kekayaan budaya ini semestinya membuat arsitek muda lebih berani bereksplorasi. "Tidak perlu menjadi follower," ujar dia.
Dari ketiga kandidat pemenang utama tersebut, Menteri Pariwisata Arief Yahya bersama dewan juri akhirnya memutuskan memilih rancang bangun pusat informasi pariwisata bernama Fala Sasa Dua.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki menjelaskan, hasil karya pemenang sayembara desain arsitektur nusantara bisa dijadikan rujukan pembangunan amenitas di setiap lokasi pariwisata unggulan. Selain itu, kegiatan sayembara diharapkan bisa mendukung atraksi.
Sayembara desain arsitektur nusantara bersifat kegiatan tahunan dengan sasaran berbeda-beda. Pada 2016, sayembara menyasar ke desain rumah wisata. Lalu tahun berikutnya menyasar ke restoran, dan pada 2018 pusat cinderamata pariwisata.
Untuk Sayembara Desain Arsitektur Nusantara Pusat Informasi Pariwisata, dia menjelaskan, pendaftaran dimulai pada 10 Agustus dan berakhir 17 September 2019. Peserta yang mendaftar mencapai 2.235 orang. Kemudian, verifikasi karya dan penjurian pada 25 September 2019. Sebanyak 543 orang lolos verifikasi awal.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, kegiatan sayembara baik untuk mempromosikan sepuluh destinasi prioritas yang empat diantaranya telah ditetapkan sebagai destinasi super prioritas. Keempat destinasi super prioritas yaitu Danau Toba, Candi Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo. Dia menyebutkan satu destinasi super prioritas yaitu Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Likupang, Sulawesi Utara.
"Tujuan membuat desain pada tingkat gagasan adalah referensi dan rujukan saat mendesain bangunan. Pemerintah daerah sampai investor pun bisa memakainya," kata Arief.
CEO PT Propan Raya Kris Adidarma mengatakan, pihaknya telah terlibat menyelenggarakan sayembara desain arsitektur nusantara sebanyak delapan kali. Satu sayembara dikerjakan sendiri oleh PT Propan Raya, lalu tiga sayembara berkolaborasi bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Adapun empat sayembara terakhir, yakni sejak 2016, adalah hasil kolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Badan Ekonomi Kreatif.