PT Visionet Internasional, penyelenggara uang elektronik OVO, akan bekerja sama dengan PT Bareksa Portal Investasi untuk memberikan kemudahan berinvestasi bagi pengguna OVO.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Visionet Internasional, penyelenggara uang elektronik OVO, akan bekerja sama dengan PT Bareksa Portal Investasi untuk memberikan kemudahan berinvestasi bagi pengguna OVO. Kerja sama ini akan memungkinkan integrasi sistem antara platform pembayaran dan investasi secara elektronik atau e-investasi.
CEO PT Visionet Internasional Jason Thompson, saat paparan di panggung utama Tech In Asia Conference di Jakarta, Rabu (9/10/2019), mengatakan, rencana kerja sama itu masih digodok. Namun, kerja sama itu sejalan dengan semangat perusahaan yang ingin memecahkan masalah.
Bareksa dikabarkan memiliki sekitar 500.000 investor ritel, 33 mitra perusahaan aset manajemen, dan 164 produk. Menurut Jason, pihaknya mengapresiasi pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang menyebut OVO sudah berstatus unicorn. Unicorn merupakan sebutan bagi perusahan rintisan bidang teknologi yang memiliki valuasi 1 miliar dollar AS.
Jason tidak membenarkan atau menyalahkan pernyataan tentang status unicorn itu. Dia sebaliknya mengatakan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, seperti soal rendahnya literasi dan inklusi keuangan. Sebagai gambaran, kini masih ada sekitar 56 juta warga yang belum mendapat akses perbankan (unbanked). OVO berkomitmen ambil bagian mengatasi persoalan tersebut.
Secara khusus menyoal usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Jason menceritakan, sekitar 74 persen UMKM belum mempunyai akses ke permodalan, 98 persen belum memiliki akses asuransi, dan 99,6 persen belum memiliki akun investasi. OVO ingin menjadi satu platform yang bisa menjembatani persoalan itu.
Sebelum muncul rencana kerja sama dengan Bareksa, OVO telah menggandeng Tokopedia dan Grab Indonesia. Dengan kedua perusahaan teknologi berstatus unicorn/decacorns ini, OVO juga mengintegrasikan sistemnya ke aplikasi Tokopedia atau Grab sehingga OVO bisa dipakai sebagai alternatif metode pembayaran.
Dengan terintegrasi ke sistem Grab, OVO bisa memperoleh tingginya transaksi bernilai rendah, terutama untuk pemakaian sehari-hari. Sementara dengan terintegrasi ke sistem Tokopedia, OVO dapat menarik transaksi uang elektronik dengan nilai lebih tinggi dan berkualitas.
”Jumlah pengguna aktif OVO setiap bulan naik 11,9 kali lipat pada Agustus 2019 dibanding Mei 2018. Nilai transaksi tahunan naik 27,7 kali lipat pada periode waktu perhitungan yang sama,” ujarnya.
Tokopedia mempunyai sekitar 168 juta pengunjung aktif per bulan. Grab memiliki sekitar 9 juta wirausaha mikro dan jutaan mitra pengemudi. Aplikasi Grab sudah diunduh sekitar 155 juta kali.
Di luar kerja sama kedua perusahaan teknologi itu, OVO juga sudah bermitra dengan sekitar 200.000 ritel modern dan 300.000 ritel tradisional. OVO saat ini bisa dipakai bertransaksi di sekitar 354 kota di Indonesia.
”Pencapaian jangkauan layanan itu disebabkan kami berusaha menghadirkan solusi-solusi yang dibutuhkan warga,” kata Jason. (MED)