Dekranasda Jabar Fasilitasi Perluasan Pasar Perajin
Dekranasda Jabar menaruh perhatian besar pada perluasan pasar bagi kalangan pelaku usaha produk kerajinan tangan. Bagi kalangan usaha kecil dan menengah di sektor ini umumnya masih menghadapi kesulitan pemasaran.
Oleh
SAMUEL OKTORA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS - Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jawa Barat menaruh perhatian besar pada perluasan pasar bagi kalangan pelaku usaha produk kerajinan tangan. Bagi kalangan usaha kecil dan menengah di sektor ini umumnya masih menghadapi kesulitan dalam aspek pemasaran.
Pihak Dekranasda Jabar untuk pemberdayaan perajin dan produk kriya ini menggandeng enam stakeholder, yakni IKEA, perusahaan ritel asal Swedia, USAID (United States Agency for International Development), badan independen dari Pemerintah Amerika Serikat, juga ICSB (International Council for Small Business) Indonesia Jabar, sebuah organisasi nonprofit yang fokus pada pemberdayaan UKM.
Tiga stakeholder lainnya adalah Migas Hulu Jabar, Universitas Telkom, dan Universitas Katolik Parahyangan.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan pada acara pembukaan West Java Crafashtival, Pekan Kerajinan Jabar ke-13 Tahun 2019 di depan gerbang Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (25/10/2019).
“Para perajin kriya meski sudah mempunyai SDM yang bagus, modal usaha, juga perizinan, umumnya masih kesulitan dalam aspek pemasaran untuk perluasan pasar mereka. Dalam kerja sama ini, produk mereka akan turut dipromosikan, bukan saja di tingkat nasional, melainkan juga internasional,” kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jabar Atalia Praratya Kamil seusai acara pembukaan.
Dalam ajang ini diikuti 250 perajin dari 27 kabupaten/ kota se-Jabar yang memamerkan produk atau karya mereka, di antaranya produk batik, alat musik, cinderamata, sepatu dan jaket kulit.
Diharapkan penjualan ke luar negeri dan nilai transaksi bisa makin banyak karena dibantu promosinya, yang selama ini kami sudah menjual ke Filipina, Rumania, Jepang, dan Brasil, tapi tidak dalam jumlah besar, kata Hafid.
Atalia mencontohkan, dengan IKEA telah ada kesepakatan, dari toko yang mereka buka di wilayah Jabar akan turut menjualkan produk kerajinan asal Jabar. Untuk itu diharapkan dari ajang ini bagi para perajin memperoleh nilai transaksi yang besar.
Wakil Ketua Indonesian Bamboo Community, Hafid Fadilah menyambut positif dengan adanya MoU tersebut. "Diharapkan penjualan ke luar negeri dan nilai transaksi bisa makin banyak karena dibantu promosinya, yang selama ini kami sudah menjual ke Filipina, Rumania, Jepang, dan Brasil, tapi tidak dalam jumlah besar," kata Hafid.
“Lewat pameran ini juga diharapkan masyarakat semakin mengenal kekayaan budaya dan produk Nusantara. Jabar mempunyai banyak produk kerajinan unggulan, dari 27 kabupaten/ kota masing-masing mempunyai kekhasan, di antaranya payung kertas hias di Tasikmalaya, juga seperti batik dari Bogor, Garut, dan Cirebon memiliki motif masing-masing,” ujarnya.
Sementara itu Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, lewat ajang ini merupakan upaya untuk menggiatkan pengembangan penganekaragaman produk kerajinan dengan pemanfaatkan bahan lokal.
“Selain itu diharapkan dapat meningkatkan promosi dan memperluas akses pasar kerajinan Jabar,” kata Uu.