Pemerintah menargetkan inflasi 3,5 persen pada tahun ini. Sementara Bank Indonesia menargetkan 2,5-4,5 persen.
Oleh
C ANTO SAPTOWALYONO / DEWI INDRIASTUTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Inflasi terkendali dan terjaga rendah. Di satu sisi, target inflasi tahun ini bisa tercapai. Akan tetapi, di sisi lain, pemerintah juga mesti mewaspadai kemungkinan pelemahan permintaan di balik inflasi yang terkendali tersebut.
Pemerintah menargetkan inflasi 3,5 persen pada tahun ini. Sementara Bank Indonesia menargetkan 2,5-4,5 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Oktober 2019 sebesar 0,02 persen. Inflasi tahun kalender atau pada periode Januari-Oktober 2019 sebesar 2,22 persen. Angka ini sama dengan Januari-Oktober 2018, tetapi lebih rendah dari Januari-Oktober 2017 yang sebesar 2,67 persen.
Inflasi tahunan per Oktober 2019 sebesar 3,13 persen, lebih dari periode yang sama 2018 yang sebesar 3,16 persen dan 2017 yang sebesar 3,58 persen.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal ketika dihubungi, Jumat (1/11/2019), menyebutkan, menilik kondisi tersebut, pemerintah mesti mengeluarkan kebijakan sesuai kondisi terkini yang menantang. Tujuannya untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 2020 yang lebih baik.
Dalam asumsi makro APBN 2020, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,3 persen.
Lebih lanjut Faisal menyebutkan, inflasi yang rendah mencerminkan kemampuan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga. Akan tetapi, ada faktor-faktor lain yang mesti dipertimbangkan, yakni penurunan permintaan.
”Saya melihat dua hal ini jadi penyebabnya,” ujarnya.
Sinyal
Secara terpisah, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David E Sumual, dalam paparan yang dirilis Jumat, menyebutkan, inflasi tahunan yang rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu merupakan sinyal tren pelemahan. David menyebutkan, ada kekhawatiran yang muncul mengenai inflasi inti bulanan yang melambat dari 0,29 persen pada September 2019 menjadi 0,17 persen pada Oktober 2019. Inflasi inti secara tahunan juga turun dari 3,32 persen menjadi 3,2 persen.
”Hal ini bisa jadi mengonfirmasi yang kami sampaikan bulan lalu bahwa ada pelambatan signifikan dalam belanja masyarakat setelah pemicu yang bersumber dari stimulus pemerintah dan liburan tengah tahun berakhir,” jelas David.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko, melalui siaran pers, menyebutkan, BI tetap konsisten menjaga stabilitas harga.
”Selain itu, memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk memastikan inflasi terkendali,” katanya.
BI memperkirakan, inflasi 2019 di bawah titik tengah kisaran 2,5-4,5 persen.
Kepala BPS Suhariyanto memaparkan, perkembangan harga berbagai komoditas pada Oktober 2019 secara umum naik tipis.
”Dengan angka-angka ini, saya akan simpulkan bahwa inflasi terkendali. Tinggal dua bulan lagi dan saya yakin target inflasi akan tercapai,” katanya.
Sementara itu, rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan, Jumat, menyimpulkan, stabilitas sistem keuangan pada triwulan III-2019 terjaga di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global. Ketidakpastian itu masih dipengaruhi perang dagang Amerika Serikat-China.
Pemerintah juga berupaya meningkatkan kualitas belanja dan menjaga pelaksanaan program-program prioritas untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi domestik.