Rata-rata konsumen Indonesia menonton konten hiburan secara langsung di platform Viu selama 300 menit per hari. Durasi menonton ini naik dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rata-rata konsumen Indonesia menonton konten hiburan secara langsung di platform Viu selama 300 menit per hari. Durasi menonton ini naik dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Country Manager Viu Indonesia Varun Mehta, yang ditemui di sela-sela peluncuran konten orisinal drama seri Assalamulaikum Calon Imam, Rabu (6/11/2019), di Jakarta, menyampaikan hal tersebut.
Dia menyebutkan, ada beberapa faktor yang mendorong antusiasme masyarakat menonton konten hiburan secara langsung atau streaming. Faktor pendorong itu, misalnya, kecepatan mengakses internet yang membaik seiring pemerataan pembangunan jaringan. Selain itu, harga berlangganan data juga semakin terjangkau.
”Masyarakat Indonesia secara umum juga semakin sadar terhadap konten legal dan ilegal. Pada 2016, saat kami pertama kali hadir, pasar Indonesia belum terlalu sadar dan peduli terhadap platform pemutar atau konten legal dan tidak,” ujarnya.
Tahun ini, Varun berpendapat, online entertainment content semakin nyata. Artinya, dari sisi produksi, sejumlah rumah produksi film akhirnya terjun ke dalam ekosistem itu untuk menghasilkan konten orisinal yang banyak diputar di platform layanan pemutar konten streaming, seperti Viu.
Durasi menonton selama 300 menit per hari itu bisa terjadi karena konten berbentuk serial melimpah. Satu episode biasanya berdurasi minimal 45 menit. Sejumlah pengguna, terutama perempuan, biasanya menonton minimal dua hingga tiga episode per hari. Ada juga tipe pengguna yang gemar maraton atau menonton beberapa episode atau judul secara berturut-turut, yang dikenal sebagai binge watching.
Selain Indonesia, Viu juga bisa diakses di 16 negara lain di kawasan Asia dan Timur Tengah. Sepanjang 2019, Viu memproduksi 80 judul konten orisinal berbentuk serial dengan total 900 episode. Di Indonesia, khususnya, Viu mempunyai tiga judul konten orisinal berbentuk serial sampai akhir 2019.
Dia mengemukakan, total pengguna aktif Viu di 17 negara sebanyak 36 juta orang. Indonesia adalah pasar dengan konsumsi konten tertinggi dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Kompetisi
Varun mengakui, kompetisi di industri online entertainment content pada tahun-tahun mendatang akan semakin ketat. Hal ini ditandai dengan kondisi penyedia platform pemutar konten streaming baru yang bermunculan dan saling akuisisi di antara perusahaan raksasa bidang produksi konten.
”Pada tahun-tahun mendatang, penyedia platform pemutar konten streaming yang bisa memenangi pasar adalah mereka yang konsisten dan punya fokus konten. Setiap tipe konten atau penyedia platform pemutar konten streaming nantinya akan mempunyai kelompok-kelompok pengguna setia,” ujarnya.
Sebagai gambaran, mengutip The Drum, Apple resmi meluncurkan Apple TV+ pada 1 November 2019 untuk pasar global. Apple TV+ merupakan platform pemutar konten streaming bebas iklan. Biaya berlangganan dipatok 4,99 dollar AS. Apple bahkan sudah mengalokasikan sekitar 6 miliar dollar AS untuk keperluan akuisisi konten orisinal. Saat ini sudah ada sekitar delapan acara televisi dan satu film, antara lain The Morning Show, petualangan luar angkasa For All Mankind, dan kisah ikon feminis Dickinson.
Chief Executive Kantar’s Media Division untuk Inggris dan Irlandia Mark Inskip menyebutkan, berdasarkan riset Kantar, 44 persen dari konsumen konten streaming berlangganan dua platform. Hanya 18 persen konsumen yang berlangganan lebih dari tiga platform.
”Ketika semakin banyak penyedia platform pemutar konten streaming hadir di pasar, berapa banyak konsumen yang mau lagi membayar biaya langganan baru?” katanya.
Senior Principal Analyst Gartner, Tuong Nguyen, berpendapat, kemunculan Apple TV+ melambangkan hubungan erat antara konten dan perangkat. Apple memberikan manfaat khusus bagi penggunanya, seperti bisa mengunduh video untuk ditonton secara luring. Sementara pengguna gawai dengan sistem operasi Microsoft ataupun Android hanya bisa menonton konten secara daring. (MED)