Merek Internasional Raih Penjualan Tinggi pada Hari Lajang
Alibaba Group Holding Limited membukukan total penjualan dan volume transaksi melalui platform atau gross merchandise value (GMV) secara global pada kampanye promo 11.11 sebesar 38,4 miliar dollar AS.
Oleh
mediana
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Alibaba Group Holding Limited membukukan total penjualan dan volume transaksi melalui platform atau gross merchandise value (GMV) secara global pada kampanye promo 11.11 sebesar 38,4 miliar dollar AS. Nilai ini tumbuh 26 persen dibandingkan dengan kampanye 11.11 tahun 2018.
Sebanyak 15 merek barang internasional berkontribusi besar terhadap penjualan.
Kampanye promo belanja daring 11.11 tersebut digelar untuk merayakan Hari Lajang Internasional. Hiruk pikuk belanja berlangsung 24 jam.
”Kami memenuhi permintaan konsumen China yang tetap tumbuh dan membantu mereka meningkatkan gaya hidup mereka. Pada saat bersamaan, kami berusaha memperkenalkan kepada para pengguna baru tentang ekonomi digital kami di dunia,” ujar Presiden Taobao dan Tmall Fan Jiang, dalam siaran pers, Selasa (12/11/2019).
Dia mengatakan, pencapaian selama satu hari kampanye promo 11.11 bisa jadi acuan untuk menunjukkan wujud konsumsi pada masa mendatang untuk pemilik merek produk.
Fan menyebutkan, ada lima negara teratas yang menjual barang ke China lewat fitur perdagangan secara elektronik atau e-dagang lintas negara milik Alibaba. Lima negara itu adalah Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan, Australia, dan Jerman. Kelima negara ini juga membukukan GMV besar.
Pada kampanye promo 11.11 tahun 2019, lebih dari 200.000 merek barang berpartisipasi untuk berjualan di platform e-dagang di bawah pengelolaan Alibaba Group Holding Limited. Selain itu, ada satu juta produk baru diluncurkan bersamaan dengan perayaan Hari Lajang Internasional itu.
Menurut Fan, ada 299 merek barang yang berhasil membukukan GMV di atas 14,3 juta dollar AS. Sekitar 15 merek barang internasional, antara lain Estée Lauder, H&M, dan L’Oréal, mencatatkan GMV sekitar 143 juta dollar AS.
Mengutip The Drum, fakta GMV tetap meningkat itu menepis kekhawatiran terhadap pelambatan pertumbuhan ekonomi China yang mungkin mengurangi penjualan.
Berdasarkan laporan riset eMarketeer, seperti dikutip Reuters, jumlah penjualan daring di China pada 2019 diperkirakan mencapai 1,94 triliun dollar AS. Nilai ini tiga kali lipat lebih tinggi dari Amerika Serikat, yaitu 586,92 miliar dollar AS. China masih mewakili 54,7 persen dari pasar e-dagang global.
Taktik
Alibaba Group Holding Limited menawarkan berbagai diskon pada Hari Lajang kemarin untuk menyemarakkan dan memberikan kegembiraan di kalangan konsumen. Taktik seperti itu sukses sehingga pencapaian kampanye promo 11.11 melampaui Black Friday dan Cyber Monday.
Contoh produk yang terlaris pada kampanye promo 11.11 tahun 2019 adalah ponsel pintar Huawei Mate 30 Pro, iPhone 11 Pro, dan Pro Max dari Apple. Ini membuktikan bahwa konsumen tetap memburu produk merek China-Amerika Serikat meski kedua negara sedang terlibat ”perang dagang”.
Co-President Lazada Jing Yin, dalam tulisan wawancara dengan The Drum, Minggu (10/11/2019), mengaku optimistis dengan pencapaian kinerja sampai tutup tahun 2019. Pada beberapa triwulan terakhir, jumlah penjual dan pesanan tumbuh secara berurutan.
Optimisme itu dilandasi sebagian besar pertumbuhan bisnis datang setelah Lazada, yang juga bagian dari Alibaba Group Holding Limited, mengintegrasikan perusahaan rintisan bahan makanan Redmart ke aplikasinya sejak Maret 2019. Dia mengklaim persentase pelanggan di Singapura yang berbelanja di Lazada dan Redmart naik dua kali lipat sejak integrasi dimulai.
Dengan akuisisi Redmart dan jatuhnya pesaing, Honestbee, dia menyebut Lazada sebagai satu-satunya platform e-dagang di Asia Tenggara yang menawarkan pengalaman berbelanja satu atap. Segala jenis keperluan konsumen diklaim tersedia mulai dari barang dagangan umum, elektronik, sampai mode. (MED)