Minat masyarakat membudidayakan ayam kontes semakin meningkat. Lomba ayam kontes kian sering diselenggarakan. Anggota komunitas pehobi ayam kontes juga terus bertambah.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Minat masyarakat membudidayakan ayam kontes semakin meningkat. Lomba ayam kontes kian sering diselenggarakan. Anggota komunitas pehobi ayam kontes terus bertambah. Selain itu, pengembangbiakan ayam kontes juga merupakan tradisi sejak masa kerajaan silam.
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Penghobi Ayam Kontes Nusantara (PPAKN) Pragolo Adi Marsudi di Tangerang Selatan, Banten, Senin (25/11/2019), mengatakan, perhimpunannya telah mempunyai sekitar 70.000 anggota yang tersebar di 18 provinsi.
”Di tingkat provinsi, kami membentuk DPD (dewan pimpinan daerah). Kami juga sudah membentuk 54 DPC (dewan pimpinan cabang) di tingkat kabupaten/kota,” katanya. Jumlah itu terus meningkat dibandingkan dengan saat PPAKN didirikan tahun 2014 atau hanya satu DPD, yakni Banten.
”Waktu itu, pengurus DPC juga baru disusun di Tangerang Selatan. Peningkatan itu menunjukkan animo publik memelihara ayam kontes jauh bertambah,” ujar Adi. Indikator lain adalah lomba ayam kontes semakin sering digelar. Menurut Adi, perkumpulannya saja mengadakan enam lomba pada 2018.
”Sejauh ini pada 2019, PPAKN sudah menggelar delapan lomba. Perkumpulan lain juga mengadakan lomba,” katanya. Paguyuban Penggemar Ayam Indonesia (PPAI) dan Paguyuban Penggemar Ayam Jago Indonesia (Papaji), misalnya, turut eksis berkat kondisi itu.
”Lomba-lomba dilaksanakan, antara lain, di Medan, Surabaya, Malang, Jakarta, dan Manado. Akhir pekan lalu saja lomba diadakan di Tangerang Selatan dan Makassar,” katanya. Di Tangerang Selatan, kompetisi itu diikuti sekitar 100 peserta dengan hadiah terbesar emas 6 gram.
”Mereka juga semakin tinggi kesadarannya melestarikan tradisi. Zaman dahulu, raja-raja lazim memelihara ayam,” ujar Adi. Ayam kontes juga bermanfaat karena efek berantainya terhadap pemasok pakan, perajin kurungan, dan petani jagung.
Adi yang juga pemilik Alexa Farm dan produsen suplemen ayam kontes Kyai Tower itu mengatakan, ke depan, demam ayam kontes diyakini semakin meluas. ”Komunitas pehobi ayam kontes kian banyak. Kami berharap, pemerintah mendukung budidaya ayam kontes,” ujarnya.
Warga Kelurahan Jelupang, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Ade Saputra (47), mengatakan, kompetisi ayam kontes semakin ramai. ”Lomba bisa menaikkan nilai jual ayam. Saya pernah menjual ayam seharga Rp 50 juta tahun 2017,” katanya.
Rhesty Rhostianty (26), pemilik empat ayam kontes, mengatakan, kegemaran tersebut ditekuninya sejak setahun terakhir. Warga Kelurahan Kunciran Indah, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Banten, itu menilai positif hobinya karena peternakan ayam kontes menyerap tenaga kerja.