Harga Ayam Potong, Gula, dan Bawang Merah Mulai Naik
Jelang akhir tahun, harga sejumlah komoditas pokok di Palangkaraya mulai naik. Harga daging ayam dan bawang merah yang selalu menyumbang inflasi lagi-lagi naik.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Jelang akhir tahun harga sejumlah komoditas pokok di Palangkaraya mulai naik. Harga daging ayam dan bawang merah yang selalu menyumbang inflasi lagi-lagi naik. Selain itu, harga gula pasir pun mencuri perhatian karena melebihi harga eceran tertinggi.
Dari pantauan Kompas, di Pasar Besar dan Pasar Kahayan Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, beberapa harga yang melonjak jelang akhir tahun ini antara lain adalah ayam pedaging dari Rp 34.000 per kilogram menjadi Rp 46.000 per kilogram, bawang merah dari harga normal Rp 30.000 menjadi Rp 40.000.
Nurlailah (48), pedagang daging ayam ras di Pasar Besar, mengatakan, kenaikan harga terjadi karena saat ini pasokan terbatas. Setiap hari, ia mendapatkan pasokan ayam dari tiga lokasi, pertama dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, lalu dua lokasi lainnya dari sekitar Kota Palangkaraya.
”Ini dapatnya hanya yang kecil-kecil saja, jadi dipaksa panen ini. Biasanya lebih besar dari ini. Makanya, mahal karena harusnya belum panen, daripada tidak ada, kan,” tutur Nurlailah, Jumat (29/11/2019).
Nurlailah menjual ayam pedaging yang sudah dipotong Rp 46.000 per kilogram. Jika belum dibersihkan atau masih dengan isi perut ayam, harganya Rp 43.000 per kilogram. Harga itu pun diakuinya jauh dari harga normal.
Ini dapatnya hanya yang kecil-kecil saja, jadi dipaksa panen ini. Biasanya lebih besar dari ini. Makanya, mahal karena harusnya belum panen, daripada tidak ada, kan.
”Saya pun beli dari pemasoknya itu sudah mahal, kami juga di sini semua yang jual ayam harganya enggak jauh beda,” kata Nurlailah.
Harga yang sama juga diterapkan di Pasar Kahayan, Kota Palangkaraya. Beberapa pedagang ayam bahkan mengambil pasokan dari pedagang di Pasar Besar dan menjualnya ke rumah-rumah dengan harga Rp 47.000 per kilogram.
Selain daging ayam, harga bawang merah juga mulai naik. Sebagian besar pemasok bawang merah datang dari luar Pulau Kalimantan. Mohammad Arif (38), pedagang bawang di Pasar Besar Palangkaraya, mengungkapkan, harga bawang sudah naik dari distributor tempat ia biasa membeli bawang.
”(Harga) Naik sudah seminggu ini jadi terpaksa di sini naik juga. Mana bisa kami jual harga biasa kalau ambilnya saja sudah mahal,” ujar Arif
Gula pasir
Selain dua komoditas di atas, harga gula pasir pun ikut meroket dan melebihi harga eceran tertinggi (HET). Normalnya, gula pasir dijual dengan HET Rp 12.500 per kilogram, tetapi di dua pasar di atas malah dijual Rp 13.000 per kilogram. Bahkan, gula pabrikan dalam kemasan mencapai Rp 15.000 per kilogram.
Sebelumnya, pada kunjungan Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Internasional Arlinda ke Kota Palangkaraya, harga tak berubah. Menurut Arlinda, banyak faktor yang menjadi penyebab kenaikan harga.
”Gula itu kalau melebih HET artinya ada yang tidak wajar. Ini akan dicari masalahnya. Kami mengimbau pemerintah daerah untuk terus memantau dan melaporkan keamanan dan kelancaran distribusinya,” tutur Arlinda.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah Fahrizal Fitri mengungkapkan, pihaknya memiliki berbagai upaya untuk mengontrol harga di pasar. Upaya yang sudah dilakukan antara lain menyiapkan kandang penyangga untuk ayam ras bekerja sama dengan semua distributor. Ayam-ayam itu akan dipanen menjelang akhir tahun.
Gula itu kalau melebih HET artinya ada yang tidak wajar. Ini akan dicari masalahnya. Kami mengimbau pemerintah daerah untuk terus memantau dan melaporkan keamanan dan kelancaran distribusinya.
Selain kandang penyangga, pihaknya juga membuat pasar penyeimbang yang lokasinya berdekatan dengan Pasar Besar dan menjual berbagai komoditas langsung dari distributor dengan harga normal. ”Kami berharap pasar (penyeimbang) itu merangsang harga di pasar lainnya,” kata Fahrizal.