Peternak kecil memiliki potensi besar untuk berkembang di Indonesia. Apabila diorganisasi, mereka mampu berkontribusi dalam penyediaan pangan, protein, dan kesejahteraan para peternak.
Oleh
C ANTO SAPTOWALYONO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peternak skala kecil, tetapi berjumlah banyak, memiliki potensi besar untuk berkembang di Indonesia. Dukungan dan pemberdayaan yang tepat dibutuhkan untuk mewujudkan potensi tersebut.
”Peternak-peternak rakyat, yang kecil-kecil, apabila diorganisasi, mampu berkontribusi bagi Indonesia. Kontribusi dalam penyediaan pangan, protein, dan kesejahteraan para peternak,” kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor (LPPM IPB) Aji Hermawan di Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Aji mengatakan hal tersebut pada peluncuran Program Kerja Sama di Bidang Peternakan dengan Memberdayakan Peternakan Rakyat. Pada kesempatan tersebut, PT Surya Agropratama menjalin kerja sama dengan Infrabanx Corporation, LPPM IPB, dan Pemerintah Kabupaten Blora.
Aji menuturkan, Sekolah Peternakan Rakyat (SPR), sebagai salah satu unit kegiatan di LPPM IPB, mulai menunjukkan dampak positif dalam memberdayakan para peternak.
Penggagas konsep SPR yang juga Guru Besar Fakultas Peternakan IPB, Muladno, mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar. ”Jumlah peternaknya banyak dan rata-rata punya 2,5 ekor sapi. Peternak ini harus kita satukan. Gotong royong,” katanya.
Muladno mengatakan, SPR mengonsolidasikan, menemani, dan mentransfer ilmu kepada para peternak tersebut. Ada tiga topik besar di SPR. Pertama, mengubah pola pikir, dari yang sebelumnya beternak hanya untuk sambilan, minder, dan lainnya.
Topik kedua menyangkut peningkatan wawasan bisnis kolektif berjamaah. ”Bisnis kolektif berjamaah itu punya sasaran, visi, tujuan, dan cara yang sama,” kata Muladno.
Adapun topik ketiga menyangkut pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Porsi pengubahan cara pandang 45 persen, peningkatan wawasan bisnis 35 persen, dan pemahaman iptek 20 persen. ”Sampai hari ini kami punya 39 SPR di 22 kabupaten, 11 provinsi,” kata Muladno.
Direktur PT Surya Agropratama Bernardi Rahaju menuturkan, pihaknya ingin membentuk konsorsium untuk bersama-sama mengangkat para peternak. Konsorsium didukung Infrabanx, SPR, asuransi, dan juga pemerintah daerah.
Bupati Blora Djoko Nugroho menuturkan, saat ini jumlah sapi di Blora sekitar 260.000 ekor. Banyak warga yang memelihara sapi sebagai semacam tabungan, dan belum berpikir secara bisnis.
”Jadi kami bahagia Blora dijadikan tempat, sarana edukasi yang dapat berdampak pada kesejahteraan peternak,” kata Djoko.