Proses investigasi atas jebolnya tanggul pantai NCICD Fase A masih berlangsung. Sejumlah sampel diambil untuk diteliti lebih lanjut. Tim juga membuat kajian sosial ekonomi serta evaluasi atas pelaksanaan proyek itu.
Oleh
Helena F Nababan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bambang Hidayah, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Minggu (08/12/2019), memastikan proses investigasi atau penyelidikan atas tanggul pantai NCICD Fase A yang jebol masih berlangsung. Tim mengambil sejumlah sampel atas konstruksi dan material konstruksi tanggul yang jebol di lokasi kejadian di kawasan Pelabuhan Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta Utara.
”Proses investigasi masih berlangsung. Tim dari Puslitbang SDA Kementerian PUPR sudah ke lapangan pekan lalu juga sudah mengambil sejumlah sampel dari lokasi,” kata Bambang.
Sampel-sampel yang dimaksud adalah sampel pasir yang dipakai untuk penimbunan, sampel konstruksi tanggul yang jebol, hingga menyelidiki pelaksanaan penimbunan seperti apa. Sampel-sampel itu lalu dibawa ke laboratorium untuk penyelidikan.
”Tim juga membuat kajian sosial-ekonomi serta evaluasi atas pelaksanaan penimbunan seperti apa,” ujar Bambang.
Itu karena penimbunan pasir untuk keperluan pembangunan tanggul, ada standar ketinggian timbunan yang harus dipenuhi.
Dihubungi secara terpisah, Juaini Yusuf, Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, menjelaskan, jika melihat di lokasi tanggul yang jebol, saat ini di titik tanggul yang jebol sudah ditutup rapat dengan seng. Ia memperkirakan, selain tim mengambil sampel materi, tim juga akan menyelam untuk melihat dinding turam beton atau sheet pile sedalam apa tiang tertanam.
Menurut Juaini, untuk membuat tanggul yang kokoh, tiang pancang harus ditanam hingga ke dasar yang tanah yang keras. Kalau tanah tempat tiang pancang tertanam masih lembek, kena ombak saja bisa goyang.
”Karena kontur tanah yang berbeda di Teluk Jakarta, tiang pancang bisa ditanam antara 25 meter dan 30 meter dan di tanah yang keras. Tujuannya supaya stabil, tidak goyang saat terkena hantaman gelombang keras,” jelas Juaini.
Karena masih dalam investigasi, ujarnya, DKI bersiaga, membantu kalau diperlukan.
Di titik tanggul yang jebol, seperti yang diberitakan, masih berlangsung pekerjaan penimbunan dengan pasir. Saat pekerjaan penimbunan tengah dilakukan itulah ada bagian tanggul yang jebol.
Adapun tanggul yang jebol itu merupakan bagian dari program tanggul pengaman pantai sebagai bagian dari Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN) atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) fase A. Di titik yang jebol merupakan titik yang dibangun oleh Kementerian PUPR.
Juaini lebih lanjut menjelaskan, untuk tanggul pantai yang dibangun DKI, ia memastikan aman dan kuat menghadapi gelombang tinggi yang diprediksi terjadi pada Desember-Januari ini.
”Sudah kami cek, tidak ada gangguan. Karena tiang pancang tanggul (yang dibangun) ditanamnya di kedalaman sampai 30 meter, itu akan kuat,” kata Juaini.