Saat ini peran UMKM terhadap ekspor nasional mencapai 14 persen. Pemerintah dan pemangku kepentingan perlu terlibat lebih jauh untuk membantu UMKM menggarap pasar ekspor.
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Peningkatan ekspor oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM menjadi salah satu tantangan di Indonesia. Pemerintah dan pemangku kepentingan mesti membantu UMKM dalam menggarap pasar ekspor.
"UMKM sektor riil, bergerak di produksi, berorientasi ekspor dan substitusi impor menjadi prioritas," kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki dalam rapat koordinasi tentang pemberdayaan koperasi dan usaha kecil menengah di Jakarta, Senin (9/12/2019).
Menurut Teten, saat ini peran UMKM terhadap ekspor nasional sekitar 14 persen. Sebagai perbandingan, peran ekspor UMKM di Malaysia dua kali lipat dari angka tersebut.
"Thailand hampir 3 kali lipat. Sekitar 70 persen ekspor China itu dari UMKM. Jepang 55 persen ekspornya dari UMKM. Ekspor Korea 60 persennya UMKM," kata Teten di depan rakor yang dihadiri para kepala dinas yang membidangi koperasi dan UKM provinsi se-Indonesia.
Apabila dirinci, ekspor UMKM kebanyakan dilakukan oleh usaha menengah. Merujuk data Kemenkop UKM (2018) terdata ada 63.350.222 unit usaha mikro atau 98,68 persen dari total usaha di Indonesia.
Jumlah usaha kecil terdata 783.132 unit (1,22 persen), usaha menengah 60.702 unit (0,09 persen), dan usaha besar 5.550 unit (0,01 persen).
Kontribusi ekspor usaha mikro tercatat 1,22 persen terhadap total ekspor. Adapun kontribusi ekspor usaha kecil 2,3 persen, usaha menengah 10,85 persen, dan usaha besar 85,63 persen.
Teten mengajak semua pihak mengarahkan UMKM menggarap sektor unggulan di masing-masing daerah. "Jangan biarkan mereka tanpa panduan. Harus ada market intelligence yang dapat dimanfaatkan untuk memandu UMKM memproduksi barang yang disukai dan dibutuhkan pasar," katanya.
Kemampuan mendeteksi pasar seperti ini merupakan salah satu kelebihan pemain e-dagang luar negeri. "Mereka tahu persis pasar Indonesia suka barang apa, di harga berapa, modelnya seperti apa dan lalu mereka bikin barang itu," ujarnya.
Kemenkop UKM mengharapkan potensi ekspor UMKM (berbasis tahun 2018) sebesar 14,37 persen dapat meningkat setiap tahun sehingga di tahun 2024 mendatang dapat mencapai 30,20 persen.
Ketua Komite Tetap Pengembangan Ekspor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Handito Joewono beberapa waktu lalu menuturkan ada keinginan kuat agar pelaku usaha kecil perlu mendapat prioritas, termasuk di aspek perdagangan internasional.
"Pelaku usaha kecil perlu didorong untuk melakukan ekspor. Pelaku usaha kecil ini bisa UKM, pelaku usaha baru, anak muda, atau juga koperasi yang belum terbiasa ekspor," kata Handito.