Ini Langkah Konkret Garuda Indonesia Menyehatkan Kinerja Perusahaan
Setelah terungkapnya kasus penyelundupan, Garuda Indonesia akan merotasi SDM internal perusahaan. Selain itu, Garuda Indonesia juga akan membenahi penempatan awak kabin dan rute penerbangan luar negeri.
Oleh
m paschalia judith j
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mendapatkan arahan untuk menerapkan tata kelola korporasi yang baik, bersih, dan transparan. Hal itu dalam rangka menyehatkan kinerja perusahaan pasca-kasus penyelundupan onderdil sepeda motor Harley-Davidson bekas dan sepeda Brompton.
Langkah konkret jangka pendek yang akan ditempuh adalah meninjau ulang dan merotasi sumber daya manusia (SDM) internal perusahaan. Selain itu, Garuda Indonesia juga akan mengevaluasi dan membenahi penempatan awak kabin dan rute penerbangan luar negeri, khususnya penerbangan dari dan menuju Eropa.
Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Fuad Rizal menyatakan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memintanya menjaga kinerja perusahaan sampai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Menurut rencana, RUPSLB akan digelar pada 22 Januari 2020.
”Kami diminta menjaga akhlak dan menerapkan tata kelola korporasi yang sebenar-benarnya,” kata Fuad dalam konferensi pers di gedung Kementerian BUMN, Jakarta, setelah pertemuan dengan pejabat kementerian, Kamis (12/12/2019).
Kami diminta menjaga akhlak dan menerapkan tata kelola korporasi yang sebenar-benarnya.
Pemerintah menilai, penyelundupan onderdil motor bekas Harley-Davidson oleh mantan Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mencoreng tata kelola korporasi yang baik dan profesionalisme BUMN. Apalagi, laporan komite audit menyebutkan, penyelundupan tersebut dilakukan secara terstruktur dan terencana.
Direktur Pengelolaan Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Toto Pranoto mengatakan, wujud konkret dari penerapan tata kelola korporasi yang baik tersebut terletak pada pengelolaan SDM. Garuda Indonesia perlu mengevaluasi kebijakan dan mengimplementasikannya di berbagai posisi yang berkaitan dengan SDM, terutama awak kabin.
Evaluasi tersebut mesti melihat kesesuaian kebijakan dan praktiknya terhadap kode etik penerbangan, baik internasional maupun nasional, sehingga profesionalitas dapat ditegakkan. Hasil evaluasi ini pun perlu disampaikan kepada publik karena Garuda Indonesia merupakan perusahaan terbuka.
”Sebagai perusahaan terbuka, jajaran direksi Garuda Indonesia mesti menjalankan perusahaan dengan menjunjung transparansi, keadilan, dan akuntabilitas. Penting bagi masyarakat untuk mengetahui secara terbuka setiap aksi korporasi atau keputusan yang diambil,” tutur Toto.
Sebagai perusahaan terbuka, jajaran direksi Garuda Indonesia mesti menjalankan perusahaan dengan menjunjung transparansi, keadilan, dan akuntabilitas.
Dalam pertemuan yang sama, Garuda Indonesia dan Kementerian BUMN juga membahas hal-hal yang patut dibenahi. Tata kelola SDM memang menjadi salah satu sorotan.
Penjabat Direktur SDM Garuda Indonesia Aryaperwira Adileksana mengemukakan, pembenahan tersebut berupa peninjauan dan rotasi SDM internal perusahaan. Hal itu dalam rangka mengembalikan ke tata kelola operasional perusahaan yang semestinya.
Penjabat Direktur Operasi Garuda Indonesia Tumpal Manumpak Hutapea mengatakan akan mengubah kebijakan pengaturan kerja awak kabin. Hal itu terkait dengan sejumlah rute yang jauh dan berpotensi melebihi jam penerbangan.
”Contohnya, rute penerbangan Jakarta-Sydney atau Jakarta-Melbourne. Mereka (awak kabin) tak akan lagi terbang pulang-pergi, tetapi akan menginap terlebih dahulu,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti menyatakan, operasionalisasi penerbangan maskapai Garuda Indonesia tidak akan terganggu pasca-penggantian direktur utama. Jaminan itu ada karena perusahaan telah memiliki pelaksana tugas direktur utama.
Pelaksana tugas direktur utama berperan sebagai penanggung jawab dalam organisasi yang mengoordinasikan semua aspek penerbangan. Aspek-aspek itu terdiri dari manajemen, operasionalisasi, teknik, keamanan, dan pelayanan.
”Penunjukan pelaksana tugas direktur utama juga sudah sesuai dengan ketentuan Keputusan Menteri Nomor 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara dan Civil Aviation Safety Regulations,” kata Polana.
Evaluasi rute
Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah menyebutkan akan mengevaluasi model bisnis perusahaan. Pembenahan pada aspek ini dapat berdampak pada kinerja korporasi.
Rute penerbangan Eropa akan menjadi fokus pembenahan karena banyak sorotan. ”Kami akan terbang sesuai kompetensi. Rute ke London sudah kami tangguhkan sejak kemarin karena mempertimbangkan aspek profitabilitasnya,” ucapnya.
Rute penerbangan Eropa akan menjadi fokus pembenahan karena banyak sorotan. Kami akan terbang sesuai kompetensi. Rute ke London sudah kami tangguhkan sejak kemarin.
Selain rute penerbangan Eropa, kata Pikri, rute ke luar negeri yang juga akan dibenahi adalah rute penerbangan kawasan Timur Tengah, Jepang, dan Korea Selatan. Selanjutnya, Garuda Indonesia akan fokus pada penerbangan domestik sebagai tulang punggung perusahaan.