Segenap data terkait ekonomi digital menunjukkan kemajuan. Di sisi lain, ada tantangan yang tidak bisa dihadapi dengan main-main oleh Indonesia karena perkembangannya yang sangat cepat.
Oleh
C ANTO SAPTOWALYONO
·2 menit baca
Peluang dan tantangan perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi tak habis dikupas. Hal ini tidak lepas dari dinamisnya sektor yang berdampak luas di segenap aspek kehidupan masyarakat tersebut.
Pembahasan tersebut juga mengemuka pada Huawei Media Camp di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pertengahan Desember 2019. Vice President Public Affairs and Communications Huawei Indonesia Ken Qijian di kesempatan tersebut, antara lain, memaparkan ekonomi digital yang sekarang telah menjadi model pertumbuhan baru.
Perkembangan teknologi yang menopang dinamika ekonomi digital tak pelak membutuhkan talenta-talenta, terutama dalam hal mendorong kegiatan riset dan pengembangan.
Sebagai gambaran, Huawei memiliki sekitar 190.000 karyawan. Sekitar 80.000 karyawan perusahaan penyedia infrastruktur informasi, komunikasi, teknologi, serta peranti cerdas di global tersebut berkarya di kegiatan riset dan pengembangan.
Pengamat teknologi, informasi, dan komunikasi, Heru Sutadi, pun mengajak untuk melihat beberapa data dari berbagai sumber (Januari 2019) yang penting untuk memahami penggunaan peranti bergerak, internet, dan media sosial di Indonesia.
Angka-angka besar tertera di sana, antara lain populasi Indonesia yang 268,2 juta orang, 355,5 juta pengguna perangkat bergerak, dan 150 juta pengguna internet. Belum lagi 150 juta pengguna media sosial dan 130 juta pengguna aktif media sosial di Indonesia.
Total belanja tahunan di berbagai kategori e-dagang konsumer pun mencapai miliaran dollar AS. Sebut, misalnya, belanja perjalanan, termasuk akomodasi, yang menembus angka 9,38 juta dollar AS. Demikian pula elektronika dan media fisik yang mencapai 2,64 miliar dollar AS.
Perkembangan lain terkait teknologi informasi di Indonesia, antara lain peresmian proyek Palapa Ring hingga munculnya satu decacorn dan lima unicorn di Tanah Air. Terakhir, Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan melalui Sistem Elektronik.
Semua hal itu menunjukkan kemajuan. Di sisi lain, ada tantangan yang tidak bisa dihadapi dengan main-main karena perkembangannya yang sangat cepat.
Terkait revolusi industri 4.0, internet of things pun oleh sebagian kalangan disebut internet for things. Bukan lagi sesuatu, tetapi untuk semuanya.
Perkembangan serba internet merupakan salah satu tren yang harus dicermati ke depan, termasuk pada 2020. Selain itu, perubahan tren bisnis terkait robotika, cetak 3 dimensi, pemanfaatan aplikasi bergerak di beragam sektor. Demikian pula pertarungan dalam sistem pembayaran antara perbankan tradisional dan nonbank.
Salah satu materi tayangan menggarisbawahi pesan Presiden Joko Widodo yang intinya agar ekonomi digital tidak boleh melupakan kepentingan setiap orang. Tidak boleh ada orang yang tertinggal. Tantangan bagi pemangku kepentingan adalah bersinergi, berkolaborasi, agar tidak ada yang tertinggal pada era perkembangan teknologi dan ekonomi digital.