Penyedia jasa angkutan penumpang jarak jauh dinilai semakin banyak memanfaatkan jalan tol. Penambahan jaringan makin menyingkat waktu tempuh dan mengefisienkan mobilitas orang dan barang.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bertambahnya jaringan jalan tol dinilai menguntungkan penyedia jasa angkutan penumpang dan masyarakat. Waktu tempuh makin singkat sehingga berdampak pada mobilitas barang dan orang.
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organda Ateng Aryono di Jakarta, Selasa (17/12/2019), mengatakan, jaringan jalan tol yang dibangun di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera berdampak pada waktu tempuh perpindahan orang dan barang/logistik yang menjadi jauh lebih baik.
”Hal ini menarik orang menggunakan jalan raya, khususnya jalan tol, untuk mempersingkat waktu perjalanan. Di sisi lain, di jalan arteri seperti jalur pantai utara (pantura), lalu lintasnya sudah bercampur antara angkutan penumpang, logistik, dan lokal,” kata Ateng.
Saat ini, penyedia jasa angkutan penumpang untuk jarak jauh atau yang bertrayek antarkota antarprovinsi (AKAP) semakin banyak yang memanfaatkan jalan tol. Di satu sisi, mereka harus mengeluarkan biaya tol. Namun, di sisi lain, pengeluaran itu terkompensasi oleh waktu tempuh yang makin singkat dan tingkat okupansi lebih tinggi.
Waktu tempuh lebih singkat karena lalu lintas kendaraan makin lancar. Masyarakat tidak hanya mendapatkan lebih banyak pilihan moda transportasi, tetapi juga harga yang ekonomis dengan pelayanan yang lebih bagus.
Menurut Ateng, pembangunan infrastruktur untuk mendukung mobilitas orang dan barang atau logistik perlu didukung dengan peta jalan rencana transportasi umum. Penyediaan transportasi publik, baik perkotaan maupun antarkota, mesti diutamakan dan direncanakan sedari awal secara menyeluruh, tidak parsial.
”Sehingga kita punya bayangan ke depan transportasi mau bagaimana dan seperti apa. Hal itu perlu peran pemerintah, tidak bisa diserahkan ke swasta saja,” ujar Ateng.
Saat ini kebijakan transportasi umum diserahkan ke pemerintah daerah. Selain itu, belum ada upaya untuk memetakan antara kebutuhan dan permintaan masyarakat terhadap transportasi umum.
Secara terpisah, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (Ipomi) Kurnia Lesani Adnan berpendapat, angkutan umum penumpang berbasis bus sangat terbantu dengan adanya jalan tol. Selain karena waktu tempuh lebih singkat, jalur yang relatif lurus juga memberikan keamanan yang lebih baik.
”Di beberapa jurusan, operator dapat menyesuaikan jam perjalanan sehingga head way (waktu antara) bus lebih banyak dan itu membuat masyarakat memiliki lebih banyak pilihan keberangkatan,” kata Kurnia.
Menurut Kurnia, animo pengguna bus meningkat signifikan, terutama di Pulau Jawa. Hal itu terjadi, selain karena Tol Trans-Jawa sudah tersambung, juga karena harga tiket pesawat yang naik. Terkait dengan arus Natal dan Tahun Baru, para operator bus reguler akan menambah jumlah keberangkatan bus sesuai dengan permintaan masyarakat.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan menyatakan, pemanfaatan jalan tol untuk angkutan penumpang semakin meningkat dalam setahun terakhir. Semakin banyak trayek bus antarkota antarprovinsi yang hanya melalui jalan tol. Saat ini pihaknya tengah menyiapkan trayek angkutan penumpang dari Palembang ke Jawa yang hanya melewati jalan tol.