Penyedia layanan internet milik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, IndiHome, meluncurkan internet berkecepatan satu gigabyte per detik.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dany
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Penyedia layanan internet milik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, IndiHome, menargetkan tujuh juta pelanggan hingga akhir tahun ini. Salah satu upaya untuk mencapai itu adalah dengan meluncurkan internet berkecepatan satu gigabyte per detik.
Saat ini pelanggan Indihome tercatat 6,9 juta rumah tangga. Jumlah itu mengalami kenaikan dari 2,9 juta pada tahun 2017 dan 5,1 juta pada 2018.
Direktur Consumer Service Telkom Siti Choiriana di Denpasar, Bali, Minggu (22/12/2019), menyebutkan, IndiHome mengakselerasi layananannya dengan meningkatkan kecepatan internet hingga satu gigabyte per detik (gbps) agar pelanggan semakin mudah berselancar di internet, mengakses saluran IndiHome TV, dan layanan pengaliran video (video streaming), seperti Iflix, Hooq, dan Movin.
”Banyak pelanggan membutuhkan internet dengan kecepatan tinggi untuk streaming, gim daring, layanan kafe, dan warung gim. Kami menangkap kebutuhan pasar itu dengan meningkatkan kecepatan internet,” kata Siti.
IndiHome meluncurkan layanan satu gbps ini berbarengan dengan acara IndiHome Fun Run 5K. Menurut Siti, layanan itu sengaja diluncurkan bertepatan dengan waktu liburan untuk memikat masyarakat.
Siti melanjutkan, infrastruktur pendukung kecepatan satu gbps telah siap. Saat ini, layanan sudah bisa diperoleh di 18 kabupaten/kota, antara lain Jakarta, Surabaya, Bali, dan Medan.
”Kami akan siapkan di seluruh Indonesia. Untuk Papua belum siap karena masih peningkatan infrastruktur pendukung. Mudah-mudahan tahun depan sudah bisa dilayani,” ujarnya.
Siti menjelaskan, pelanggan yang ingin mengakses layanan internet satu gbps akan melalui proses asesmen terlebih dahulu. Tujuannya agar tidak terjadi pelanggaran penggunaan layanan telekomunikasi, seperti menjual jaringan ke rumah-rumah lain untuk keuntungan pribadi.
”Pasang antena terus jual jaringan ke rumah-rumah dengan tarif berkisar Rp 75.000-Rp 100.000,” ujar Siti. Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia rutin melakukan pemeriksaan dan penindakan pelanggaran seperti itu.
Pelanggan IndiHome tersebar mulai dari Aceh sampai Papua. Jaringan internet dari rumah ke rumah ini tersambung melalui fiber optik.
Vice President Planning Resource & Management Soewiyarso mengatakan, infrastruktur jaringan telah tersedia di 514 kabupaten/kota. Akan tetapi, belum semua terhubung ke rumah-rumah. Saat ini, ada 486 kabupaten/kota yang sudah terhubung ke rumah-rumah.
”Konteks desa belum bisa terhubung semuanya karena harus peningkatan fiber optik ke rumah-rumah. Kami menyesuaikan dengan kebutuhan ke depannya,” ujar Soewiyarso.
Selain itu, tersedia MyIndiHome untuk mempermudah akses warga terhadap layanan IndiHome. Proses pemasangan, perbaikan, dan peningkatan dapat diakses melalui layanan tersebut.
Menurut Soewiyarso, teknisi IndiHome sudah mampu menuntaskan kekuhan pelanggan dalam waktu tiga jam. ”Kami mampu menyelesaikan 80 persen keluhan dalam waktu tiga jam. Keluhan, antara lain, gangguan jaringan, putusnya sambungan fiber optik, dan lainnya,” ujarnya.
Guna mempermudah warga mengakses IndiHome, lanjut Soewiyarso, ada kerja sama dengan e-dagang, sepeti Bukalapak, Tokopedia, dan Shopee.
Dia menambahkan, IndiHome juga memperluas layanan ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar. Terakhir IndiHome membuka layanan di Atambua dan Rote, Nusa Tenggara Timur. Kemudian, akan dibuka layanan di Natuna, Kepulauan Riau. ”Harapannya hadir di seluruh Indonesia dan secara lingkup bisa dinikmati di daerah 3T,” ujarnya.