Rehabilitasi Tuntas, Pasar Johar Semarang Segera Ditinjau Presiden
Proyek rehabilitasi Pasar Johar Bangunan Cagar Budaya, Kota Semarang, Jawa Tengah, sudah rampung. Pada Senin (30/12/2019), Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan meninjau proyek rehabilitasi pasar itu.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Proyek rehabilitasi Pasar Johar Bangunan Cagar Budaya, Kota Semarang, Jawa Tengah, sudah rampung. Pada Senin (30/12/2019), Presiden Joko Widodo dijadwalkan segera meninjau proyek pembangunan pasar yang menggunakan dana APBN tersebut.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di Kota Semarang, Minggu (29/12/2019) sore, mengatakan, Pasar Johar bagian utara dan tengah, yang dikerjakan 2018-2019, siap ditempati. Namun, kepastian waktu ditempati oleh pedagang masih perlu diupayakan Pemkot Semarang.
”Tugas kami (Kementerian PUPR) merehabilitasi bagian cagar budaya (utara dan tengah). Namun, jika pedagang semua masuk, tak akan mencukupi. Perlu diselesaikan yang bagian selatan, juga Pasar Kanjengan. Kalau nanti Presiden memang perintahkan, saya selesaikan semua,” kata Basuki.
Pasar Johar didesain arsitek kelahiran Belanda, Thomas Karsten, pada 1937. Pasar beroperasi tahun 1938. Saat awal dibangun, pasar terdiri dari pasar utara (sekitar 4.500 meter persegi) dan tengah (sekitar 6.500 meter persegi). Keduanya kini merupakan cagar budaya peringkat nasional.
Adapun pengerjaan pasar selatan, yang tidak berstatus cagar budaya, belum dimulai. Sementara di samping pasar selatan juga sedang dibangun Pasar Kanjengan, yang merupakan dukungan Kementerian Perdagangan. Namun, pengerjaannya baru selesai separuhnya.
Tugas kami (Kementerian PUPR) merehabilitasi bagian cagar budaya (utara dan tengah). Namun, jika pedagang semua masuk, tak akan mencukupi. Perlu diselesaikan yang bagian selatan, juga Pasar Kanjengan. Kalau nanti Presiden memang perintahkan, saya selesaikan semua.
Pengawas arsitektur manajemen konstruksi pada revitalisasi Pasar Johar, Semarang, Sriwati Purnomo, menambahkan, serah terima dari PT Nindya Karya selaku kontraktor kepada Kementerian PUPR telah dilakukan. Selanjutnya, akan ada penyerahan kepada Pemkot Semarang.
Sriwati menuturkan, Pasar Johar utara dan tengah bisa menampung sekitar 1.300 pedagang. ”Namun, tak akan mencukupi jika semua (2.500) pedagang masuk. Opsinya, kalau mau pindah berbarengan, menunggu pengerjaan pasar selatan dan Pasar Kanjengan,” katanya.
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, pihaknya menunggu proses serah terima dari Kementerian PUPR. Setelah itu, baru ada komunikasi dengan pedagang terkait penempatan Pasar Johar. Apabila akan segera ditempati, Pasar Johar utara dan tengah hanya menampung 60 persen dari total pedagang yang sebelumnya menempati pasar utara dan tengah.
Pasar Johar Semarang terbakar pada 9 Mei 2015. Hingga kini, para pedagang menempati tempat relokasi yang berdekatan dengan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang.
Sepeda susur sejarah
Basuki menuturkan, hari Senin, Presiden Jokowi akan meninjau sejumlah lokasi proyek infrastruktur di Kota Semarang. Diawali dari Pasar Johar, Presiden dan sejumlah menteri dijadwalkan bersepeda ke Kota Lama Semarang yang berjarak sekitar 1,2 kilometer (km).
Jalur tersebut menghubungkan dua tempat bersejarah, yakni Pasar Johar dan Kota Lama, yang masih terdapat banyak bangunan peninggalan Belanda. Rehabilitasi Kota Lama Semarang dikerjakan Kementerian PUPR sejak 2017 dengan anggaran Rp 103,2 miliar.
Basuki menuturkan, rehabilitasi Kota Lama Semarang tahap I sudah selesai dan kini menunggu pekerjaan tahap II, yakni terkait pengendalian banjir. ”Ini juga untuk mendukung pariwisata di Kota Lama Semarang. Nanti akan hadir juga Pak Wishnutama (Menteri Pariwisata),” katanya.