Hingga Kamis (2/1/2020) sore, arus logistik di sebagian wilayah di Jabodetabek masih terhambat banjir. Genangan juga menghambat akses karyawan pabrik meski secara umum kawasan industri aman dari banjir.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kawasan industri relatif aman dari banjir karena kesiapan infrastrukturnya. Meski demikian, akses utama untuk keluar masuk kawasan industri tetap terdampak banjir.
Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia yang juga Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengembangan Kawasan Ekonomi Sanny Iskandar, Kamis (2/1/2020), di Jakarta, mengatakan, secara umum kawasan industri telah didukung dengan infrastruktur dan utilitas yang baik, termasuk untuk pengendalian banjir.
Salah satu bentuknya adalah adanya kolam penampungan yang dilengkapi dengan pintu air. Kolam penampungan tersebut berfungsi sebagai pengendali banjir sekaligus sebagai cadangan air baku.
”Sampai saat ini (di dalam) kawasan industri aman, tetapi ada beberapa di genangan di jalan akses masuk atau di luar kawasan yang kewenangannya di luar pengelola kawasan industri,” kata Sanny.
Menurut Sanny, sejauh ini dampak yang dirasakan kawasan industri adalah karyawan atau pekerja di kawasan industri kesulitan menuju lokasi kerja karena ada genangan air. Demikian pula distribusi bahan baku, baik ke pabrik maupun distribusi produk jadi, ke pelabuhan dan pasar menjadi terganggu.
Jika sebelumnya dampak banjir lebih dirasakan di kawasan permukiman sementara banyak pekerja masih libur, kini akses vital menuju kawasan industri juga terganggu, yakni jalan tol. Genangan air di Tol Jakarta-Cikampek Kilometer 24 telah mengganggu akses ke kawasan industri di koridor tol tersebut.
Dalam keterangan tertulisnya, akibat genangan tersebut, PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengalihkan kendaraan yang hendak menuju Jakarta melalui akses keluar Cibitung. Selain itu, kepolisian juga melakukan rekayasa lalu lintas contra flow sejak pagi di titik tersebut.
Untuk mengatasinya, total dioperasikan 13 pompa dengan beragam kekuatan untuk mempercepat pengeringan jalan. Pembukaan jalan dilakukan bertahap pada sore hari setelah genangan surut.
Sanny mengatakan, pihaknya hanya bisa memastikan kondisi pabrik di dalam kawasan industri, seperti di sepanjang koridor Tol Jakarta-Cikampek. Sementara banyak pabrik yang lokasinya berada di luar kawasan industri yang dikelola khusus, meskipun berada di zona industri, misalnya di sepanjang Jalan Raya Bogor, Jalan Kalimalang, kawasan Pasar Kemis, dan Cikupa.
Menurut Sanny, melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri serta Peraturan Pemerintah Nomor 142 tentang Kawasan Industri, industri manufaktur telah diwajibkan untuk masuk ke kawasan industri. Daerah yang sebelumnya kawasan industri mengalami penyesuaian rencana tata ruang wilayah sehingga pabrik yang berada di situ mesti direlokasi.
Logistik belum normal
Secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita mengatakan, arus logistik sampai Kamis (2/1/2020) masih belum normal. Selain karena masih adanya genangan di beberapa titik jalan arteri dan jalan tol, terdapat larangan truk melewati Tol Cikampek untuk antisipasi arus balik.
”Sepertinya terjadi improvisasi di lapangan, truk dialihkan ke jalan non-tol sehingga waktu tempuh menjadi lebih lama dan macet. Kondisi ini tidak bagus untuk logistik karena banyak pengiriman tertunda,” kata Zaldy.
Menurut Zaldy, sampai saat ini kerugian akibat banjir bagi pelaku logistik belum signifikan. Namun, jika banjir berlanjut sampai minggu depan, kerugian dipastikan akan semakin besar.
Saat ini pelaku logistik lebih memilih untuk mengurangi pergerakan arus barang sampai hari Senin depan. Sebab, kondisi di lapangan yang berubah-ubah membuat ketidakpastian untuk arus logistik semakin tinggi.