Sebagian Ruas Tol Pekanbaru-Dumai dan Manado-Bitung Segera Beroperasi
Sejumlah ruas jalan akan dioperasikan dalam waktu dekat. Beberapa di antaranya berada di Tol Pekanbaru-Dumai di Pulau Sumatera dan Manado-Bitung di Pulau Sulawesi.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Sejumlah ruas jalan akan dioperasikan dalam waktu dekat. Beberapa di antaranya berada di Tol Pekanbaru-Dumai di Pulau Sumatera dan Manado-Bitung di Pulau Sulawesi.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit di Jakarta, Jumat (3/1/2020) menyebutkan, ruas jalan yang akan dioperasikan ada ruas Tol Pekanbaru-Dumai dan Manado-Bitung, yakni Seksi I Pekanbaru-Minas serta Seksi I dan II yang menjadi porsi pemerintah di Tol Manado-Bitung.
Tol Pekanbaru-Dumai merupakan bagian dari Tol Trans Sumatera. Tol dengan total panjang 131 km tersebut dibangun dengan skema penugasan pemerintah kepada PT Hutama Karya (Persero).
Selain dua ruas itu, ruas tol lain di Trans-Sumatera yang dijadwalkan dioperasikan pada 2020 adalah Banda Aceh-Sigli, Medan-Binjai Seksi I, Padang-Sicincin, dan Kayu Agung-Palembang-Betung.
Selain itu, ruas Pasuruan-Probolinggo Seksi IV, Cisumdawu Seksi I-III, Balikpapan-Samarinda Seksi I dan V, serta menyusul Tol AP Pettarani di Makassar, Manado-Bitung Seksi III dan IV, dan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) II. ”Jadi, yang dioperasikan tak hanya ruas di Sumatera,” kata Danang.
Total panjang ruas tol yang akan beroperasi di Sumatera adalah 311,26 km. Jika ditambah dengan ruas-ruas lain di Jawa, Kalimantan, maupun Sulawesi, maka total tol yang akan beroperasi tahun ini mencapai 522 km.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Bintang Perbowo mengatakan, Tol Pekanbaru-Dumai dijadwalkan dioperasikan pada Triwulan I-2020. Demikian pula ruas Medan-Binjai dengan tersambungnya Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi.
Antisipasi banjir
Terkait dengan terganggunya jalan tol karena banjir, kata Danang, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah bertemu dengan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, BPJT, serta badan usaha jalan tol atau operator jalan tol.
Dari pertemuan itu, operator jalan tol atau BUJT diminta memeriksa saluran air di jalan tolnya masing-masing. Selain itu, operator tol juga diminta menyiapkan alat, bahan penahan banjir, serta prosedurnya.
Selain itu, masing-masing operator tol diminta saling menginformasikan dan saling memanfaatkan alat atau material pengelola banjir. Pertukaran informasi juga dilakukan dengan BMKG maupun Bitjen Bina Marga dengan memanfaatkan teknologi informasi berbasis aplikasi.
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Asosiasi Jalan Tol Kris Ade Sudiyono mengatakan, BUJT dan operator tol akan menjalankan apa yang telah menjadi kesepakatan bersama. Hal itu mencakup perlengkapan beserta prosedur operasi standar untuk menangani kejadian, seperti genangan air di jalan tol.
Saluran air atau drainase di jalan tol sedari awal dirancang untuk mengalirkan air dari jalan tol, bukan menampung air. Oleh karena itu, jika terjadi perubahan tata ruang dan pengaturan di sekitar jalan tol, maka jalan tol ikut terdampak.
“Maka pemerintah daerah setempat mesti konsisten membangun dan mengatur tata kelola sistem drainase di wilayahnya,” kata Kris.