Kisah minuman Taiwan bisa menjadi inspirasi pelaku bisnis kita. Kekuatan teknologi digital yang digunakan secara masif bisa mengkreasi pasar bahkan membuat produk mampu masuk ke wilayah yang sulit.
Oleh
Andreas Maryoto
·4 menit baca
Apakah semua ini sudah menjadi nasib kita? Komoditas pangan seperti jagung harus diimpor dari Amerika Serikat, mainan anak harus diimpor dari Jepang, produk seni populer harus diimpor dari Korea Selatan, dan barang kebutuhan rumah tangga harus diimpor dari China.
Kini, minuman teh harus diimpor dari Taiwan. Berbeda dengan yang lainnya, minuman teh asal Taiwan ini menggunakan strategi yang unik. Tak hanya di Indonesia, mereka berhasil menaklukkan pasar dunia dengan menggunakan teknologi digital.
Beberapa minuman yang dikenal antara lain boba, teh keju, teh bergelembung (bubble tea), dan teh susu (pearl). Pada intinya, bahan utama minuman ini adalah teh dan perisa teh yang dicampur dengan beberapa bahan lain, seperti susu dan keju. Kemudian ditambahkan pula bola tapioka berukuran kecil yang mirip bola di dalam wedang ronde. Bola-bola tapioka ini memberi rasa kenyal saat minuman itu dikonsumsi.
Antrean remaja di gerai-gerai minuman Taiwan di berbagai negara mudah terlihat. Di Jepang, polisi sampai harus menertibkan antrean di sebuah kawasan karena mengganggu pengguna jalan lainnya. Sebuah pusat perbelanjaan yang belum buka bahkan sudah diantre sekitar 300 remaja yang hendak membeli minuman Taiwan. Di Indonesia, fenomena ini juga mirip. Antrean kerap terlihat di sejumlah konter minuman Taiwan itu.
Fenomena minuman Taiwan di Indonesia juga terlihat melalui platform digital. Di dalam presentasi berjudul ”2019 Year in Search Indonesia”, pencarian beberapa jenis minuman Taiwan, seperti boba dan teh keju (cheese tea), pada tahun lalu melonjak luar biasa.
Pencarian boba di Google melonjak 11,6 kali dibandingkan tahun sebelumnya dan melonjak 7,3 kali dibandingkan tahun sebelumnya di platform YouTube. Sementara pencarian teh keju di Google mencapai 7 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Mengapa minuman Taiwan itu bisa menaklukkan pasar dunia? Minuman Taiwan ini tidak datang tiba-tiba. Minuman ini muncul di Taiwan sekitar tahun 1980. Secara kultur, mereka dibawa ke luar oleh diaspora Taiwan.
Menurut sebuah situs bernama CommonWealth, mereka memasuki pasar yang sangat sulit terlebih dulu, yaitu Jepang. Mereka masuk sejak 20 tahun yang lalu. Produk teh bergelembung yang pertama masuk negara itu adalah Quickly.
Keberhasilan mereka diikuti oleh merek yang lainnya. Akan tetapi, mereka menghadapi produk yang sama dari negara lain, seperti dari China, Korea, dan dari dalam negeri Jepang. Mereka berhasil melewati persaingan ini karena mengembangkan inovasi, seperti penggunaan bahan organik dan busa (foam) dalam minuman.
Pada saat pemain lain belum menggunakan media sosial secara intensif, mereka telah membentuk grup penggemar secara masif. Mereka juga menggunakan selebritas media sosial untuk mempromosikan produk. Bahkan, dari grup itu muncullah selebritas teh bergelembung. Video membuka bingkisan (unboxing) produk baru dari minuman Taiwan itu menjadi populer di kalangan remaja. Mereka juga membuat akun-akun media sosial untuk membahas dan membuat catatan tentang berbagai jenis minuman Taiwan itu.
Fase berikutnya dari minuman Taiwan ini adalah membuat jaringan yang meluas. Salah satu langkah yang dilakukan oleh perusahaan minuman Taiwan itu adalah merekrut salah satu eksekutif yang membawa produk minuman Taiwan itu ”mengikuti” langkah Starbucks.
Pertama mereka melihat ada pengunjung Starbucks yang tidak suka kopi, tetapi menyukai suasananya. Maka, mereka meniru suasana yang dibangun waralaba kopi dari AS itu. Kemudian mereka menangkap pasar yang tidak suka kopi sehingga bisa digiring masuk ke pasar minuman Taiwan itu. Mereka juga tak sembarangan memilih tempat. Mereka memilih tempat yang ramai lalu lintas pejalan kaki.
Kemudian, mereka juga melakukan berbagai inovasi, seperti pilihan minuman Taiwan ini ternyata bisa mencapai 2.000, tampilan iklan visual yang menarik, penjualan melalui platform bergerak, dan berbagai inovasi produk. Mereka juga memasuki pasar lama, seperti di gedung-gedung. Apabila ekspansi ini berhasil, pasar teh Jepang diperkirakan akan meningkat. Publik Jepang mengakui keberhasilan minuman Taiwan ini memasuki pasar mereka.
Kisah minuman Taiwan ini bisa menjadi inspirasi pelaku bisnis kita. Kekuatan teknologi digital yang digunakan secara masif bisa mengkreasi pasar bahkan membuat produk mampu masuk ke wilayah yang sulit.
Wirausaha Indonesia mungkin sulit untuk melawan langsung minuman Taiwan ini, seperti juga yang dilakukan mereka melawan Starbucks. Produk tidak harus sama, tetapi mengambil sisi lemah produk lawan.
Kopi lokal dengan berbagai tambahan bahan, seperti gula aren dan rempah, bisa menjadi ”pesaing baru” di pasar minuman. Pencarian kata ”gula aren” di Google Search naik 2,2 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Kita perlu jeli melihat peluang.