Moody’s Berikan Peringkat Baa2 untuk Surat Utang Indonesia
Peringkat Baa2 didukung oleh kebijakan ekonomi makro Indonesia yang menekankan pada stabilitas dan ketahanan terhadap guncangan. Jika dibandingkan negara sekelompok, obligasi Indonesia cukup kompetitif dan atraktif.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lembaga pemeringkat kredit Moody’s memberikan peringkat Baa2 untuk surat utang Pemerintah Indonesia yang menurut rencana diterbitkan berwujud dollar AS dan euro. Peringkat itu mencerminkan peringkat penerbitan surat utang jangka panjang Pemerintah Indonesia berada dalam prospek stabil.
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Ryan Kiryanto saat dihubungi pada Rabu (8/1/2020) petang, di Jakarta, menyatakan, laporan Moody’s mengonfirmasi bahwa surat utang Pemerintah Indonesia (government bond) terbilang layak investasi karena didukung dengan prospek kinerja perekonomian Indonesia yang lebih baik, sehat, dan stabil.
Jika dibandingkan dengan obligasi dari pemerintah negara-negara sekelompok, obligasi Indonesia cukup kompetitif dan atraktif.
”Jika dibandingkan dengan obligasi dari pemerintah negara-negara sekelompok, obligasi Indonesia cukup kompetitif dan atraktif. Apalagi, yield atau kuponnya bisa cukup tinggi, yaitu berkisar 7,5 persen. Ini menjadi pilihan investasi yang menarik bagi investor asing,” ujarnya.
Dalam pernyataan resmi, Selasa (7/1/2020) malam, Moody’s menyebutkan, peringkat Baa2 Indonesia didukung oleh kebijakan ekonomi makro yang menekankan pada stabilitas dan ketahanan terhadap guncangan. Profil kredit didukung oleh defisit fiskal yang sempit dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil.
Surat utang pemerintah yang dimaksud Moody’s tersebut adalah penerbitan berjangka waktu mulai dari 10-30 tahun untuk uang dollar AS dan berjangka waktu sampai 7 tahun untuk uang euro.
Pemerintah Indonesia dinilai berusaha mengatasi kendala yang mengakar melalui berbagai reformasi kelembagaan. Moody’s berharap reformasi yang dijalankan bisa efektif meskipun berjalan relatif lambat. Pemberian peringkat Baa2 pun mempertimbangkan turunnya risiko politik serta implementasi reformasi ekonomi, fiskal, dan kebijakan.
Pertimbangan lain yang disorot Moody’s adalah risiko lingkungan dan bencana alam, seperti banjir dan naiknya permukaan laut, yang dikhawatirkan berimplikasi terhadap produksi pertanian dan keamanan.
Pertimbangan sosial memberikan pengaruh terbatas pada profil kredit Indonesia. Misalnya, populasi penduduk usia kerja yang terus bertambah, rencana pemerintah meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan indeks ketimpangan kekayaan yang lemah.
Menurut Ryan, untuk mempertahankan performa peringkat yang diberikan Moody’s itu, Pemerintah Indonesia harus memperbaiki semua peringkat indeks makroekonomi. Misalnya, indeks daya saing, kemudahan berbisnis, antikorupsi, inovasi, dan demokrasi.
”Tujuannya agar persepsi investor terhadap obligasi Pemerintah Indonesia tetap positif,” ucapnya.