Selain membangun jalan tol Trans Sumatera, PT Hutama Karya (Persero) juga akan mengembangkan kawasan ekonomi baru di sekitar Tol Trans Sumatera.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS –Selain membangun jalan tol Trans Sumatera, PT Hutama Karya (Persero) juga akan mengembangkan kawasan ekonomi baru di sekitar Tol Trans Sumatera. Setelah Bakauheni sampai Kayu Agung beroperasi, konstruksi tol Pekanbaru-Dumai sepanjang ditargetkan selesai pada Maret 2020.
Pembangunan jalan Tol Trans Sumatera dilakukan dengan skema penugasan pemerintah kepada PT Hutama Karya (Persero) melalui Peraturan Presiden No 117 Tahun 2015. Melalui perpres tersebut, PT Hutama Karya (Persero) mendapat penugasan untuk membangun 24 ruas tol di Sumatera secara bertahap.
Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero) Muhammad Fauzan, Rabu (8/1/2020), di Jakarta, mengatakan, Tol Trans Sumatera dibangun untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi khususnya di wilayah Sumatera. Pada semester ini, ruas tol yang akan beroperasi adalah Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 kilometer yang pembangunannya telah mencapai 80 persen.
“Untuk Seksi 1 sendiri yaitu dari Pekanbaru-Minas sepanjang 9,5 km sudah sempat dibuka secara fungsional pada saat arus mudik Natal dan Tahun Baru dari tanggal 23 Desember sampai 2 Januari 2020, dan telah dilintasi 40.518 kendaraan,” kata Fauzan.
Pada seksi tersebut, kata Fauzan, telah dilakukan proses uji laik fungsi oleh pemerintah pada Desember lalu. Saat ini, pihaknya masih akan menindaklanjuti hasil temuan dari uji laik fungsi. Jika sesuai rencana, konstruksi tol Pekanbaru-Dumai akan selesai pada Maret dan beroperasi selambatnya Mei 2020.
Dari penugasan tahap pertama untuk membangun 8 ruas tol, beberapa telah beroperasi, yakni Medan-Binjai, Bakauheni-Terbanggi Besar, Terbanggi Besar-Pematang-Panggang, Pematang Panggang-Kayu Agung, dan Palembang Indralaya. Total panjangnya adalah 467,6 km.
Fauzan mengatakan, keberadaan Tol Trans Sumatera akan memberikan manfaat besar bagi transportasi logistik dan mobilitas masyarakat. Dengan waktu tempuh yang semakin singkat, biaya logistik untuk produk-produk unggulan dan hasil bumi akan terdistribusi dengan baik.
Agar pertumbuhan ekonomi kawasan dapat optimal, menurut Fauzan, maka infrastruktur jalan tol mesti diintegrasikan dengan potensi ekonomi di sekitarnya. Berdasarkan kajian internal PT Hutama Karya (Persero), terdapat sekitar 84 proyek infrastruktur prioritas yang berada di sepanjang koridor Tol Trans Sumatera.
Proyek tersebut berada di berbagai sektor, seperti energi, kawasan industri, pelabuhan, bandara, bendungan dan irigasi, sampai proyek kereta. Hal itu diharapkan akan menarik investor karena potensi ekonomi untuk pengembangan kawasan komersial maupun industri sangat besar.
“Indikator penting dalam mengukur keberhasilan pengembangan Tol Trans Sumatera ini adalah akselerasi pertumbuhan ekonomi wilayah Sumatera pasca terintegrasinya infrastruktur di koridor Trans Sumatera,” ujar Fauzan.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Rest Area Indonesia (Aprestindo) Widie Wahyu mengatakan, semakin panjang jalan tol, maka jumlah tempat istirahat dan pelayanan (TIP) atau rest area akan semakin banyak. Hingga akhir 2020, total jumlah TIP akan mencapai 114 buah.
Terkait dengan rencana pemerintah untuk membuat TIP dengan konsep tertentu, yakni sebagai hub logistik, terminal antar moda, serta sebagai destinasi, menurut Widie, hal itu positif. Namun demikian, pengembangan tersebut memerlukan lahan yang lebih luas yang mungkin tidak mudah didapat di Jawa.
Menurut Widie, pihaknya mengusulkan agar penggunaan kata usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bagi pelaku usaha yang dapat berusaha di TIP diganti menjadi merek lokal. Sebab, jika menggunakan UMKM, maka pelaku usaha yang masuk umumnya pedagang dengan barang dagangan yang seragam, seperti air minum dan mie instan. Adapun regulasi mengenai TIP menyebutkan, paling sedikit 30 persen kawasan komersial di TIP dialokasikan bagi UMKM dan Koperasi.
“Misalnya setelah ada jalan tol, rumah makan merek lokal di sepanjang jalan arteri menjadi mati. Padahal mereka sebenarnya dapat masuk ke TIP. Yang penting mereknya kuat sehingga mereka dapat menyesuaikan diri di TIP. Dan sudah ada contohnya,” kata Widie.