Papan Akselerasi Tingkatkan Animo Pencatatan Saham Perdana
Animo perusahaan rintisan serta perusahaan bermodal kecil dan menengah melantai di bursa diprediksi akan marak tahun ini. Tingginya minat mencari pendanaan di pasar modal itu terjadi seiring kehadiran Papan Akselerasi.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Animo perusahaan rintisan serta perusahaan bermodal kecil dan menengah untuk melantai di bursa saham diprediksi akan marak tahun ini. Tingginya minat untuk mencari pendanaan di pasar modal itu bisa terjadi seiring kehadiran Papan Akselerasi.
Sepanjang awal tahun ini hingga Kamis (9/1/2020), tercatat sudah ada tiga emiten yang mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO).
PT Tourindo Guide Indonesia Tbk, perusahaan rintisan penyedia platform perencana perjalanan pariwisata, menjadi emiten pertama yang melakukan IPO tahun ini, tepatnya pada Rabu (8/1/2020). Sehari berselang, PT Bank Amar Indonesia Tbk dan PT Cisadane Sawit Raya Tbk menyusul untuk melantai di bursa efek.
Tourindo Guide Indonesia, atau yang lebih dikenal dengan nama Pigijo, juga secara resmi menjadi emiten pertama yang tercatat di Papan Akselerasi. Dalam penawaran saham perdana ini, Pigijo mampu meraup dana segar mencapai Rp 12 miliar.
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan memprediksi, menjamurnya perusahaan rintisan di Tanah Air membuat animo calon emiten untuk tercatat di Papan Akselerasi akan meningkat.
Sayangnya, minat investor untuk berinvestasi pada saham perusahaan rintisan belum tentu sebesar minat perusahaan untuk melantai lewat papan akselerasi.
”Hal ini disebabkan risiko yang lebih besar karena perusahaan rintisan umumnya di sektor digital non-aset dan daya tahan perusahaan belum teruji dalam menghadapi turbulensi ekonomi,” kata Alfred saat dihubungi Kamis.
Sejak 22 Juli 2019, Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan ketentuan khusus pencatatan saham di Papan Akselerasi. Ketentuan itu memungkinkan perusahaan dengan nilai aktiva bersih kurang dari Rp 5 miliar untuk mencatatkan saham.
Keberadaan Papan Akselerasi diharapkan membantu perusahaan dengan aset berskala kecil tetapi prospektif, mendapatkan perhatian investor dan pelaku pasar.
Berdasarkan nilai aset, emiten yang dapat tercatat di Papan Akselerasi adalah perusahaan dengan aset berskala kecil dengan nilai total kurang dari Rp 50 miliar. Hal itu termasuk juga perusahaan dengan aset berskala menengah dengan nilai total di rentang Rp 50 miliar-Rp 250 miliar.
Tantangan
Menurut Alfred, peran dari penjamin emisi (underwriter) menjadi vital agar saham perusahaan rintisan bisa terserap pasar. Perusahaan penjamin emisi perlu mencari investor dengan kemampuan literasi dan pendanaan yang kuat karena saham perusahaan rintisan lebih ditujukan untuk investasi jangka panjang.
Peran dari penjamin emisi (underwriter) menjadi vital agar saham perusahaan rintisan bisa terserap pasar.
Sebelum adanya Papan Akselerasi, papan pencatatan bursa hanya dibagi menjadi dua, yakni Papan Utama dan Papan Pengembangan.
Papan pencatatan digunakan untuk mengklasifikasikan perusahaan berdasarkan kondisi perusahaan saat melakukan pencatatan di Bursa Efek. Papan Utama berisi saham-saham perusahaan berskala besar yang diukur dari nilai aktiva berwujud bersih minimal Rp 100 miliar.
Sementara itu, Papan Pengembangan berisikan saham-saham dari perusahaan yang memiliki nilai aktiva berwujud bersih minimal Rp 5 miliar, belum membukukan keuntungan, tetapi termasuk perusahaan prospektif.
Dengan kehadiran Papan Akselerasi, otoritas akan menilai setiap calon emiten, yakni perusahaan berskala kecil dan menengah, terlebih dahulu sebelum ditentukan akan masuk ke Papan Pengembangan atau Papan Akselerasi.
Tidak likuid
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengemukakan, aturan perdagangan untuk saham di Papan Akselerasi tidak dirancang untuk terlalu likuid atau menjadi saham yang mudah diperjual-belikan.
”Target investor dari papan akselerasi bukanlah investor ritel, melainkan investor profesional yang memiliki kepekaan investasi berisiko tinggi,” ujarnya.
Latar belakang adanya Papan Akselerasi ini disebabkan perusahaan dengan aset skala kecil dan menengah memiliki karakteristik sendiri. Hal ini membuat diperlukan aturan khusus mengenai aspek persyaratan pencatatan.
BEI membuat pencatatan khusus di Papan Akselerasi untuk memfasilitasi akses pendanaan bagi perusahaan aset kecil dan menengah yang ingin melantai di bursa. Sementara manfaat yang didapatkan perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Papan Akselerasi antara lain untuk meningkatkan reputasi, nilai perusahaan, dan jaringan bisnis profesional.
Kesadaran investor
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, kehadiran papan pencatatan membuat investor memiliki tolok ukur yang jelas untuk mengalkulasikan penempatan dana investasi berdasarkan kondisi bisnis emiten.
Namun, di sisi lain, kesadaran investor ritel bahwa saham-saham di Papan Akselerasi diperuntukkan sebagai instrumen investasi jangka panjang perlu dibangun. ”Investor harus teliti supaya mendapatkan untung dari investasi Papan Akselerasi,” ujar Nico.
Kehadiran papan pencatatan membuat investor memiliki tolok ukur yang jelas untuk mengalkulasikan penempatan dana investasi berdasarkan kondisi bisnis emiten.
Sebelum memutuskan membeli saham perusahaan di Papan Akselerasi, lanjut Nico, investor juga perlu jeli melihat prospek bisnis perusahaan. Terlebih lagi, emiten di Papan Akselerasi dapat dipastikan masih belum mencatatkan laba saat melakukan IPO.
”Investor juga perlu mengkaji profil perusahaan rintisan dan kekuatan dari brand emiten di Papan Akselerasi,” ujarnya.