Investasi Jepang dan Amerika Disambut
Indonesia membuka diri bagi investor. Kesempatan investasi ada di berbagai sektor, termasuk dalam pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Jakarta, Kompas - Minat investasi dari Jepang dan Amerika Serikat disambut hangat. Investasi diarahkan pada pembangunan infrastruktur, sektor energi, perikanan, pariwisata, maupun pengembangan sektor perikanan.
Presiden Joko Widodo menerima tiga kunjungan kehormatan berkaitan dengan minat investasi, sepanjang Jumat (10/1/2020) pagi sampai siang. Kunjungan kehormatan itu diawali dengan Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi, kemudian disusul CEO Softbank Group Masayoshi Son, dan CEO US International Development Finance Coorporation Adam Boehler.
Boehler memperkenalkan organisasi pendanaan di bawah Pemerintah AS. DFC ini adalah gabungan Overseas Private Investment Coorporation (OPIC) dan US Agency for International Development (USAID) Development Credit Authority (DCA) yang diluncurkan akhir 2019 lalu. Adam pun langsung berkeliling ke beberapa negara seperti Jepang, Vietnam, dan Indonesia sepanjang 6-10 Januari ini.
DFC memiliki sekitar 60 miliar dollar AS dan berminat mendukung Indonesia melalui investasi di berbagai sektor serta memberikan teknologi berkualitas tinggi dan berkelanjutan di bidang energi, infrastruktur dan kesehatan.
Kepada CEO DFC, Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia akan melanjutkan pembangunan infrastruktur baik jalan tol, bandara, pelabuhan, infrastruktur energi, dan teknologi digital. Terobosan untuk mempermudah investasi juga disiapkan melalui omnibus law. Presiden pun menyambut hangat komitmen DFC untuk mendukung program-program prioritas Indonesia.
Dalam menerima delegasi DFC maupun delegasi Softbank Group, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir
Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perencanaan Pembangunan Suharso Monoarfa, Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar.
Menurut Luhut, beberapa program prioritas yang ditawarkan kepada DFC adalah jalan tol di Jawa, jalan tol di Sumatera, sektor pariwisata, pengembangan sektor perikanan di Natuna, ataupun pembangkit listrik tenaga air di Kalimantan Utara. Selain itu, akan didiskusikan pula peluang investasi di rumah-rumah sakit BUMN dan hotelnya.
Boehler menambahkan, Presiden Jokowi sudah menjelaskan bahwa fokusnya adalah modal swasta untuk membangun Indonesia. "Dan Amerika Serikat siap mendukung Indonesia dengan investasi miliaran dollar dalam modal swasta," tuturnya.
Terkait nilai investasi yang akan disiapkan untuk Indonesia, Boehler menyebut nilai spesifik akan dibahas setelah ada daftar investasi potensial. Harapannya, investasi miliaran dollar yang akan dibawa ke Indonesia akan menjadi katalisator dan menghasilkan hingga empat-lima kali lebih banyak.
Luhut menambahkan, Adam menyebut angka bisa berkembang sampai sepuluh miliar dollar AS bergantung pada proyeknya. Namun, saat ini DFC segera menyiapkan kantor di Indonesia.
Ibu kota baru
Adapun dalam pertemuan dengan CEO Softbank Masayoshi Son, disampaikan minat untuk turut berinvestasi dalam pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur. "Saya rasa, ibu kota Jakarta adalah sejarah besar, kesuksesan luar biasa, tapi juga ada beberapa issue. Jadi, proyek baru yang Anda persiapkan adalah peluang menarik yang bisa kita diskusikan," tuturnya kepada Presiden dalam kunjungannya.
Seusai pertemuan, Masayoshi Son juga menyampaikan kepada wartawan bahwa belum diputuskan angka investasi untuk ibu kota baru. Namun, potensi-potensinya yang dibahas, demikian pula konsep kota pintar yang baru dengan teknologi teranyar, kota hijau, dan banyak pengembangan artificial intelligence.
Seusai pertemuan, Luhut menyebutkan komitmen Softbank sangat besar, sekitar 100 miliar dollar AS. Karenanya, pemerintah akan menghitung dengan cermat supaya semua bisa terlaksana dan menghasilkan manfaat optimal.
"Kita mau exercise, angka itu berapa sebenarnya, rasionalitasnya, tidak sekadar menerima uang tapi kita juga ingin bahwa dana itu betul betul punya return yang bagus," tutur Luhut.
Kendati Luhut menyebutkan angka tersebut, Masayoshi mengatakan angka investasi persisnya belum dibicarakan.
Di ibu kota yang baru, Luhut menambahkan, pembangunan gedung-gedung pemerintah tetap akan dibiayai anggaran negara (APBN). Adapun fasilitas infrastruktur pendukung bisa dikerjakan Softbank Group.
Sebelum ini, Juli lalu, Softbank Group juga berinvestasi senilai 2 miliar dollar AS untuk perusahaan-perusahaan rintisan seperti Grab dan Tokopedia. Adapun kunjungan kehormatan kali ini sepenuhnya membahas investasi baru di ibu kota baru.
Investasi terkait pengembangan sektor perikanan dan pariwisata di pulau-pulau terluar termasuk Kepulauan Natuna juga ditawarkan Presiden Joko Widodo kepada Jepang, selain di sektor infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia. Hal ini disampaikan saat Presiden menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi. (INA)