Lawatan ke Uni Emirat Arab, Presiden Jokowi Konkretkan Kerja Sama Investasi
Uni Emirat Arab menjadi negara pertama yang dikunjungi Presiden Joko Widodo pada 2020. Salah satu tujuannya, melakukan kunjungan balasan kepada Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan.
Oleh
Anita Yossihara
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Uni Emirat Arab menjadi negara pertama yang dikunjungi Presiden Joko Widodo pada tahun 2020. Selain melakukan kunjungan balasan kepada Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan, lawatan itu juga dilakukan untuk merealisasikan kerja sama bilateral di berbagai bidang, khususnya investasi.
Presiden Jokowi beserta Ibu Negara Nyonya Iriana dijadwalkan terbang menuju Abu Dhabi, UEA, Minggu (12/1/2020). Menurut rencana, Kepala Negara akan berada di Abu Dhabi hingga Senin (13/1/2020).
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menjelaskan, titik berat kunjungan Presiden Jokowi ke Abu Dhabi adalah untuk menindaklanjuti rencana kerja sama investasi UEA di Indonesia. ”Heavy dari kunjungan ini, sekali lagi, adalah mengenai investasi,” ujarnya.
Pembahasan mengenai realisasi kerja sama investasi akan dilakukan dalam pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota Abu Dhabi yang juga Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan di Istana Kepresidenan Qasr al-Watan. Pembicaraan itu merupakan tindak lanjut dari penandatanganan 12 nota kesepahaman (MOU) yang disepakati dalam kunjungan Mohammed ke Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, 24 Juli 2019.
Retno menjelaskan, sejak nota kesepahaman ditandatangani, tim dari Kementerian Luar Negeri dan kementerian terkait lainnya terus melakukan pembicaraan dengan tim Pemerintah UEA. Hasil negosiasi tim kedua negara akan difinalisasi dalam pertemuan bilateral Presiden Jokowi dan Mohammed di Abu Dhabi.
”In between Juni sampai sekarang tim masih terus membicarakan macam-macam proyek dan terakhir akan concluded saat Presiden berkunjung ke Abu Dhabi. Sekali lagi ini juga bukti bahwa Presiden selalu bekerja dengan konkret, dengan jelas, sehingga kami yang mengerjakan di lapangan juga enak,” ujar Retno.
Saat ditanya mengenai investasi yang akan ditanamkan UEA, Retno menyampaikan bahwa nilainya masih terus bergerak. Hal yang pasti, nilai ekonomi kunjungan Presiden Jokowi ke UEA akan sangat signifikan.
Moderasi Islam
Sementara itu, selain ekonomi, RI dan UEA juga akan melakukan kerja sama di bidang agama Islam dan wakaf. Kepala Bagian Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Agama Thobib al-Ahsyar yang baru tiba dari Abu Dhabi, Sabtu (11/1/2020), mengungkapkan, draf MOU untuk kerja sama di bidang agama Islam dan wakaf sudah rampung disusun, siap ditandatangani dalam pertemuan Presiden Jokowi dengan Putra Mahkota Mohammed bin Zayed.
Thobib menjelaskan, setidaknya terdapat enam kerja sama bilateral terkait urusan agama Islam dan wakaf. Salah satunya kerja sama untuk mempromosikan konsep-konsep moderasi beragama, nilai toleransi, dan peningkatan kesadaran publik atas bahaya ekstremisme.
”Kerja sama lainnya adalah pengembangan kapasitas imam, khatib, dan mufti; pertukaran keahlian penghafal dan pembaca, serta penerjemahan Al Quran dan Sunnah; tukar pengalaman manajemen wakaf dan investasinya; pertukaran cetakan dan publikasi Islam; pertukaran keahlian pembangunan, pemeliharaan, dan pengelolaan masjid; serta pertukaran delegasi dan partisipasi dalam forum, konferensi, dan musabaqah Al Quran,” ujarnya.
Hal lain yang juga akan dibicarakan adalah rencana pembangunan Masjid Raya Mohammed bin Zayyed di Solo, Jawa Tengah. Menurut Thobib, masjid yang menurut rencana dibangun dari dana hibah UEA itu merupakan bagian dari komitmen kedua negara untuk mengembangkan Islam moderat atau wasatiah.
Secara terpisah, anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Syaifullah Tamliha, mengharapkan, kunjungan Presiden Jokowi ke UEA tak hanya dilakukan selaku Kepala Negara RI, tetapi juga sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Presiden Jokowi bisa melakukan pembicaraan terkait solusi damai di kawasan Timur Tengah yang kembali bergejolak. Hal itu tidak terlepas dari amanat konstitusi, yakni menciptakan perdamaian dunia.
Saat ditanya apakah Presiden Jokowi juga akan membicarakan soal eskalasi di Timur Tengah, Menlu Retno mengatakan, ”Nanti kita lihat”.
Sementara itu, selain pertemuan bilateral, lawatan Presiden Jokowi ke Abu Dhabi juga dilakukan untuk menghadiri Pekan Keberlanjutan atau Abu Dhabi Sustainable Week 2020. Kepala Negara akan menjadi pembicara kunci dalam forum internasional yang digelar sebagai ajang berbagi gagasan dan pengalaman dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan tersebut.