Demi Ekspor ke Australia, Indonesia-Taiwan Kuatkan Kerja Sama Otomotif
Pelaku industri otomotif nasional berniat memperkuat kerja sama dengan Taiwan, yang bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Australia (IA-CEPA).
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaku industri otomotif nasional berniat memperkuat kerja sama dengan Taiwan. Penguatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Australia atau IA-CEPA.
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Kukuh Kumara menyatakan, industri otomotif nasional ingin menarik investasi dari Taiwan. ”Kami membuka kolaborasi dengan industri komponen otomotif Taiwan yang kualitasnya sudah menjadi bagian dari global supply chain,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (14/1/2020).
Investasi Taiwan tersebut, menurut Kukuh, berpotensi merangsang pertumbuhan produksi mobil nasional. Saat ini, kapasitas produksi mobil di Indonesia mencapai 2,3 juta unit per tahun.
Dari kapasitas tersebut, produksi sebanyak 1,1 juta-1,2 juta unit mobil ditujukan untuk pasar domestik, sedangkan sebanyak 300.000 unit diekspor. Artinya, pemanfaatan kapasitas produksi tersebut belum optimal.
Kukuh merencanakan, pengoptimalan kapasitas produksi itu bertujuan untuk ekspor ke Australia dengan memanfaatkan fasilitas IA-CEPA. Pemanfaatan insentif-insentif bea ekspor dan impor di antara kedua negara seharusnya dapat menguntungkan Indonesia dan Australia.
Berdasarkan data yang dihimpun, Kukuh menuturkan, Australia mengimpor kendaraan bermotor dari Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara yang berada di Eropa. Jika Australia mengimpor dari Indonesia, biaya pengirimannya dapat lebih rendah. Saat ini, Indonesia telah mencatatkan ekspor komponen otomotif ke Australia senilai 12 juta dollar AS.
Di sisi lain, Direktur Taiwan Trade Center (TAITRA) Jakarta Tony Lin menilai, penggunaan kapasitas pabrik otomotif Indonesia yang belum optimal menjadi daya tarik investasi bagi Taiwan. Jika dibandingkan, kapasitas terpasang produksi mobil di Taiwan sebanyak 400.000 unit.
Agar hubungan yang saling menguntungkan dapat terjalin, Tony ingin menawarkan teknologi internet untuk segala (internet of things/IoT) yang diterapkan dalam otomotif yang mengedepankan keamanan berkendara. Dia mengharapkan, Indonesia dan Taiwan dapat bekerja sama mengaplikasikan teknologi ini.
Berdasarkan data yang dipaparkan TAITRA, nilai produksi mobil Taiwan diperkirakan mencapai 6,8 juta dollar AS sepanjang 2019 atau tumbuh 1,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu, AS menjadi pangsa ekspor terbesar untuk komponen mobil dari industri otomotif Taiwan.
Pameran internasional
Dalam kesempatan yang sama, Trade Promotion Specialist TAITRA Jakarta Jane V Tanjaya mengundang pelaku industri Indonesia untuk mengunjungi pameran otomotif berskala internasional bernama Taipei AMPA 2020. Pengunjung domestik dan internasional yang hadir di pameran ini diestimasikan masing-masing sebanyak 25.000 orang dan 7.500 orang.
Sebagai gambaran, Taipei AMPA 2019 berhasil mendatangkan 21.914 pengunjung domestik dan 7.212 pengunjung internasional. Pengunjung internasional tersebut berasal dari 142 negara dan paling banyak datang dari Jepang.
Salah satu perusahaan industri yang merasakan manfaat dari Taipei AMPA ialah PT Persada Utama Diesel. ”Kami bisa mendapatkan pemasok komponen untuk kendaraan berat seperti traktor dari Taiwan. Kualitasnya sama dengan pemasok kami sebelumnya, yakni dari Eropa, tetapi harganya bersaing,” tutur Nindar Tresnowati Ningrum, perwakilan PT Persada Utama Diesel, yang hadir di konferensi pers.