Kasus pembobolan rekening nasabah Bank BNI di Kendari terus bertambah. Total nasabah yang mengadu mencapai 123 orang dengan kerugian lebih dari Rp 550 juta.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Kasus pembobolan rekening nasabah Bank BNI di Kendari terus bertambah. Total nasabah yang mengadu mencapai 123 orang dengan kerugian lebih dari Rp 550 juta. Selain bertanggung jawab, pihak bank diminta agar tidak lalai melakukan pemantauan dan pemasangan fasilitas keamanan di gerai ATM.
Kepala Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Tenggara Mohammad Fredly Nasution menyampaikan, kasus pembobolan data nasabah dengan metode skimming bukan hal yang baru terjadi. Antisipasi dengan pemantauan berkala ataupun dengan pemasangan kamera pemantau adalah beberapa upaya agar pelaku kejahatan tidak leluasa melakukan aksi.
”Kejadian ini tentu menunjukkan ada masalah yang terjadi. Namun, kalau sekarang, belum bisa dipastikan tingkat pengamanan gerai dan mesin ATM seperti apa. Kamera pengawas itu harus ada dan petugas bank memantau berkala,” kata Fredly saat ditemui di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (23/1/2020).
Secara aturan, Fredly menuturkan, pengecekan berkala ke gerai ATM harus terus dilakukan. Waktu pengecekan juga seharusnya diatur agar tidak menjadi pola yang dengan mudah dapat dipetakan atau dibaca atau diketahui banyak orang.
”Kami mengimbau agar pengamanan ditingkatkan dan edukasi terhadap nasabah juga ditingkatkan, baik dengan sosialisasi maupun kegiatan lainnya,” ujarnya.
Waktu pengecekan juga seharusnya diatur agar tidak menjadi pola yang dengan mudah dapat dipetakan atau dibaca atau diketahui banyak orang.
Kasus pembobolan rekening nasabah terjadi sejak pekan lalu di Kendari. Hingga Kamis siang, total ada 123 nasabah yang melapor. Nasabah mengalami pembobolan rekening setelah melakukan transaksi di sejumlah gerai ATM milik bank negara ini. Jumlah dana nasabah yang hilang bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah.
Kepala Cabang BNI Kendari Muzakkir menjelaskan, total dana nasabah yang hilang sebanyak lebih dari Rp 550 juta. Sebagian besar dana nasabah ini telah diganti sejak Senin hingga saat ini. Pihaknya juga masih membuka pengaduan hingga semua nasabah telah ditangani.
”Dari total 123 nasabah, sebagian besar sudah dibayarkan semua. Ada sembilan yang belum diselesaikan karena kemarin laporannya malam. Hari ini kita selesaikan segera,” kata Muzakkir.
Terkait kejadian ini, lanjut Muzakkir, proses investigasi masih berlangsung. Tim internal sedang bekerja untuk menyelidiki kejadian yang merugikan ini. Terkait pelaku, pemasangan alat, hingga kemungkinan keterlibatan pihak-pihak tertentu sedang didalami. ”Semuanya sedang didalami. Kalau untuk laporan ke pihak kepolisian, nanti ada bagian (bank) sendiri yang menanganinya,” ujarnya.
Kejadian pembobolan rekening nasabah ini merupakan hal yang pertama kali terjadi di wilayah Sulawesi Tenggara. Tidak hanya menimpa nasabah Bank BNI, nasabah bank lain juga melaporkan kehilangan dana di rekening.
Suci Maulidya Estiningrum (26), nasabah Bank BCA, mengaku kehilangan uang sebesar Rp 10 juta. Sebelumnya, ia sempat melakukan transaksi penarikan uang di salah satu gerai ATM Bank BNI di wilayah Kendari.
Suci menuturkan, pada Sabtu, saat ingin kembali melakukan transaksi penarikan, ia kaget melihat saldo rekeningnya berkurang. Saat mencetak mutasi rekening, ia melihat ada empat kali transaksi penarikan uang pada Jumat malam sebelumnya.
Kepala Bidang Layanan BCA Cabang Kendari Aryuni mengatakan, pihaknya menerima dua laporan dugaan pembobolan rekening. Pihaknya telah melaporkan kejadian ini ke kantor pusat untuk diproses dan mengambil langkah selanjutnya. ”Nanti kantor pusat berkoordinasi dengan pihak berwenang siapa yang akan mengganti dana nasabah ini,” ucap Henny.
Sementara itu, perwakilan dari Humas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sultra, Dedy Prasetyo, mengemukakan, permasalahan ini sedang ditangani pihak-pihak terkait. Nasabah yang merasa kehilangan dana di rekening agar segera melapor ke bank sesuai jaringan kantor yang ada.
Kasus ini, tambah Dedy, sedang dalam proses investigasi oleh pihak bank terkait. Dugaan awal pelaku berasal dari luar Sulawesi Tenggara. Oleh sebab itu, agar kejadian tidak terulang, pemantauan rutin dan berkala serta fasilitas kamera pemantau harus ditingkatkan.