Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pengaruhi Inflasi
Gaya hidup konsumen yang sarat rekreasi muncul karena fenomena media sosial. Oleh sebab itu, inflasi nasional perlu tetap relevan dengan data laju pergerakan harga di ranah rekreasi.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Diagram timbang indeks harga konsumen mengalami pemutakhiran dari yang semula mengacu tahun dasar 2012 menjadi tahun dasar 2018. Pemutakhiran ini memuat pengeluaran-pengeluaran yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi atau TIK ke dalam komponen inflasi.
Diagram timbang dengan tahun dasar 2018 disusun berdasarkan survei biaya hidup pada tahun yang sama. Dalam survei Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 141.600 rumah tangga menjadi sampel. Laju indeks harga konsumen menerapkan diagram timbang yang dimutakhirkan mulai Januari 2020.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kenaikan laju indeks harga konsumen atau inflasi menjadi indikator penting konsumsi dan daya beli masyarakat sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi. ”Pemutakhiran dibutuhkan untuk merepresentasikan pengaruh kemajuan TIK terhadap pola konsumsi masyarakat,” katanya dalam acara sosialisasi berjudul Pemutakhiran Diagram Timbang Indeks Harga Tahun Dasar 2018 yang diselenggarakan BPS di Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Menguatnya pengaruh perkembangan TIK terhadap pola konsumsi masyarakat, menurut Suhariyanto, tampak dari masuknya tarif jasa angkutan dalam jaringan (daring), baik ojek maupun taksi, pada kelompok pengeluaran transportasi dalam struktur pembentuk indeks harga konsumen. Sebaliknya, bobot angkutan dalam kota terhadap total pengeluaran juga menurun dari 2,1 persen (tahun dasar 2012) menjadi 0,43 persen (tahun dasar 2018).
Bobot biaya pulsa telepon seluler meningkat dari 2,28 persen menjadi 2,54 persen. Seiring dengan peningkatan itu, bobot biaya langganan internet juga naik dari 0,19 persen menjadi 0,91 persen. Keduanya termasuk dalam 20 komoditas nasional dengan bobot tertinggi.
Diagram timbang tahun dasar 2018 juga memasukkan 98 komoditas baru yang terpilih dan berpengaruh pada indeks harga konsumen. Pengisi daya (charger), penyimpan daya (powerbank), dan aksesoris ponsel berada di antaranya.
Masuknya komoditas-komoditas yang berada di kelompok TIK selaras dengan pertumbuhan penetrasi internet di Indonesia. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia mendata, pengguna internet di Indonesia pada 2018 mencapai 171,17 juta orang dengan tingkat penetrasi nasional sebesar 64,8 persen. Angka ini tumbuh dari 143,26 juta orang pengguna internet dengan tingkat penetrasi nasional senilai 54,68 persen pada 2017.
Di sisi lain, terdapat 101 komoditas yang ada di diagram timbang tahun dasar 2012, tetapi ditiadakan dalam tahun dasar 2018. Misalnya, kalkulator, cakram padat, dan biaya kirim surat.
Terkait masuknya tarif angkutan daring ke dalam komponen inflasi, dosen Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih, berpendapat, kebijakan yang didesain mesti ramah terhadap kompetisi operator penyedia jasa. ”Jangan sampai ada perang harga yang berorientasi pada fenomena predator antaroperator,” katanya saat dihubungi, Selasa malam.
Menurut Lana, kompetisi yang sehat tersebut akan memberikan pilihan jasa angkutan daring kepada konsumen. Jika harganya terlalu tinggi menurut konsumen, transportasi umum dapat menjadi alternatif.
Secara keseluruhan, terdapat 835 komoditas yang terpilih dalam diagram timbang tahun 2018 untuk penentuan laju indeks harga konsumen. Cakupan kota yang disurvei juga meningkat dari 82 kota, 33 ibu kota provinsi, dan 49 kabupaten/kota (tahun dasar 2012) menjadi 90 kota, 34 ibu kota provinsi, dan 56 kabupaten/kota.
Mengacu pada Classification of Individual Consumption According to Purpose (COICOP) 2018, Suhariyanto menyatakan, terdapat perubahan jumlah klasifikasi kelompok pengeluaran dalam indeks harga konsumen dengan tahun dasar 2018. Sebelumnya, terdapat 7 kelompok pengeluaran menurut tahun dasar 2012 dan kini menjadi 11 kelompok pengeluaran.
Konsumsi rekreasi
Selain yang berorientasi pada TIK, komoditas-komoditas yang berorientasi pada leisure atau rekreasi juga menjadi pembentuk indeks harga konsumen. Tas bepergian atau koper, sewa tempat karaoke, dan jasa foto studio termasuk dalam komoditas-komoditas yang baru ditambahkan dalam diagram timbang tahun dasar 2018.
Menurut Suhariyanto, gaya hidup konsumen yang sarat rekreasi muncul karena fenomena media sosial. Oleh sebab itu, inflasi nasional perlu tetap relevan dengan data laju pergerakan harga di ranah rekreasi.
Sementara itu, Lana berpendapat, pergeseran pola konsumsi dan gaya hidup ke arah rekreasi mulai tampak dari tahun 2017, termasuk kebiasaan masyarakat kota untuk nongkrong di kedai kopi. Dengan pemutakhiran ini, dia menilai, data inflasi akan menangkap fenomena pola konsumsi rekreasi di tengah masyarakat.