Pada Januari-November 2019, sekitar 12,87 persen dari wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia berasal dari China. Virus korona tipe baru yang merebak bisa berdampak pada pariwisata Indonesia.
Oleh
JOL/GER/AYS/RAM/OKA/NSA/MED
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Industri pariwisata Indonesia bisa terkena dampak virus korona baru yang merebak di China. Sebab, wisatawan mancanegara asal China merupakan nomor dua terbanyak melancong ke Indonesia setelah Malaysia.
Dampak dirasakan berbagai sektor di dalam industri pariwisata, antara lain hotel dan restoran, penerbangan, makanan dan minuman, serta cenderamata.
Akibat virus korona tipe baru yang merebak di China, ribuan turis China membatalkan rencana berwisata ke Indonesia. Sebaliknya, wisatawan Indonesia juga membatalkan rencana ke China.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi B Sukamdani mengatakan, pengaruhnya tak hanya pada kunjungan wisman. Namun, berpotensi mengganggu perdagangan barang.
”Imbauan agar warga negara Indonesia hati-hati ke China sudah tepat,” kata Hariyadi di Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal berpendapat, Pemerintah Indonesia juga mesti memperketat pengawasan di pintu-pintu masuk Indonesia. Peran Kementerian Kesehatan sangat penting dalam pengawasan ini.
Lebih lanjut Faisal menuturkan, sudah saatnya Pemerintah RI memasukkan strategi jangka panjang dalam industri wisata. Dengan demikian, tidak hanya mengandalkan satu atau dua negara asal wisman.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, 1,919 juta turis asal China berkunjung ke Indonesia pada Januari-November 2019. Jumlah ini sekitar 12,87 persen dari 14,915 juta wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia pada periode yang sama.
1,919 juta turis asal China berkunjung ke Indonesia pada Januari-November 2019.
Adapun turis asal Malaysia yang berkunjung ke Indonesia pada Januari-November 2019 sebanyak 2,834 juta orang atau 19,01 persen dari total kunjungan wisman ke Indonesia.
Dampak pembatalan kunjungan wisman China ke Bali diungkapkan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita). Berdasarkan catatan Asita Bali, sekitar 3.400 turis China batal berwisata ke Bali. Jumlah ini masih bisa bertambah.
”Ribuan turis China yang batal ke Bali itu baru catatan dari 14 agen perjalanan wisata dari 80 agen anggota Asita Bali saat ini. Kemungkinan besar jumlah itu bisa bertambah untuk pendataan hingga Februari 2020,” kata Ketua Asita Bali I Ketut Ardana di Denpasar, Bali, Senin (27/1).
Sementara, di Banyuwangi, Jawa Timur, sebanyak 12.380 orang atau 16 persen dari 77.202 wisman berasal dari China. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Yanuarto Bramuda berharap masyarakat tidak khawatir dengan keberadaan wisman asal China.
”Masyarakat dan penyedia jasa perjalanan wisata hendaknya tetap menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan asal China,” katanya.
Dihentikan
Perusahaan penerbangan juga mengambil langkah sesuai dengan kondisi terkini. Dalam jumpa pers di Manado, Sulawesi Utara, Selasa, Manajer Area Manado Lion Air Group, Irwan, mengatakan, penerbangan langsung dari delapan kota di China ke Manado akan dihentikan mulai Februari 2020.
Langkah ini menyusul imbauan Pemerintah China kepada warganya agar tidak bepergian ke luar negeri sementara waktu.
Manajer Area Manado Lion Air Group Irwan menjelaskan, delapan kota itu adalah Guangzhou, Changsha, Nanjing, Tianjin, Fuzhou, Xi’an, dan Hangzhou.
”Kami akan menutup penerbangan sampai Pemerintah China memberikan keterangan lebih lanjut. Mudah-mudahan virus ini dapat segera diatasi Pemerintah China,” kata Irwan.
Menurut Irwan, penerbangan dari China ke Manado selama Februari memiliki tingkat keterisian kursi 99 persen. Satu penerbangan pesawat Boeing 737 dapat mengangkut 215 orang. Total wisatawan China yang batal berangkat sebanyak 11.280 orang.
Saat ini, masih ada wisatawan dari China yang berlibur di Manado. Tiga rombongan akan dipulangkan ke Tianjin, Fuzhou, dan Xi’an pada Rabu (29/1), sedangkan dua rombongan ke Changsha dan Shanghai pada Kamis (30/1). Satu kelompok terakhir akan dipulangkan ke Guangzhou pada Jumat (31/1).
Penghentian penerbangan Lion Air dari China ke Manado akan berdampak pada kegiatan wisata di Sulut. Berdasarkan data BPS Sulut, pada Januari-November 2019, dari 118.844 orang wisman yang melancong ke Manado, sebanyak 105.738 orang di antaranya dari China.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk, bagian dari Panorama Group, AB Sadewa, menyampaikan, tur warga negara Indonesia ke China pada Februari 2020 dibatalkan.
Di sejumlah daerah, kewaspadaan ditingkatkan. Pelaksana Tugas Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Palembang Amelia mengungkapkan, semua pintu masuk di Sumsel dijaga ketat, seperti Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Pelabuhan Boom Baru, dan Pelabuhan Sungai Lumpur. Di Pelabuhan Sungai Lumpur, ada 30 kapal asing yang masuk per bulan. Kapal yang datang dari China dan Vietnam itu membawa sejumlah kru. ”Kru itu yang akan kami periksa,” tambah Amelia.
Kapal yang datang dari China dan Vietnam itu membawa sejumlah kru.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Ria Telaumbanua menegaskan, pengawasan wisman sudah dimulai sejak kedatangan di bandara. (JOL/GER/AYS/RAM/OKA/NSA/MED)