Akibat virus korona tipe baru merebak di China, ribuan turis China membatalkan rencana berwisata ke Indonesia. Industri pariwisata Indonesia bisa terkena dampak virus korona baru yang merebak di China.
Oleh
Tim Kompas
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Industri pariwisata Indonesia bisa terkena dampak virus korona baru yang merebak di China. Ini karena wisatawan mancanegara asal China merupakan nomor dua terbanyak melancong ke Indonesia setelah Malaysia.
Dampak tersebut bisa dirasakan berbagai sektor di industri pariwisata, antara lain hotel dan restoran, penerbangan, makanan dan minuman, serta cendera mata. Akibat virus korona tipe baru merebak di China, ribuan turis China membatalkan rencana berwisata ke Indonesia. Wisatawan Indonesia juga membatalkan wisata ke China.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi B Sukamdani mengatakan, dampak tidak hanya pada kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), tetapi juga berpotensi mengganggu perdagangan barang. ”Imbauan agar warga negara Indonesia hati-hati ke China sudah tepat,” ucapnya, di Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics Indonesia Mohammad Faisal berpendapat, Pemerintah Indonesia juga mesti memperketat pengawasan di pintu-pintu masuk Indonesia. Peran Kementerian Kesehatan sangat penting dalam pengawasan ini.
Menurut dia, sudah saatnya Pemerintah RI memasukkan strategi jangka panjang dalam industri wisata. Dengan demikian, industri wisata tidak hanya mengandalkan satu atau dua negara asal wisman. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, sebanyak 1,919 juta turis asal China berkunjung ke Indonesia pada Januari-November 2019. Jumlah ini sekitar 12,87 persen dari 14,915 juta wisman yang berkunjung ke Indonesia pada periode tersebut.
Adapun turis asal Malaysia yang berkunjung ke Indonesia pada Januari-November 2019 sebanyak 2,834 juta orang atau 19,01 persen dari total kunjungan wisman ke Indonesia. Dampak pembatalan kunjungan wisman China ke Bali diungkap Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Indonesia. Berdasarkan catatan Asita Bali, sekitar 3.400 turis China batal berwisata ke Bali. Jumlah ini bisa bertambah.
”Ribuan turis China yang batal ke Bali itu baru catatan dari 14 agen perjalanan wisata dari 80 agen anggota Asita Bali saat ini. Jumlah bisa bertambah untuk pendataan hingga Februari 2020,” kata Ketua Asita Bali I Ketut Ardana di Denpasar, Bali, Senin (27/1).
Di Banyuwangi, Jawa Timur, sebanyak 12.380 orang atau 16 persen dari 77.202 wisman berasal dari China. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Yanuarto Bramuda berharap masyarakat tidak khawatir dengan keberadaan wisman China. ”Masyarakat dan penyedia jasa perjalanan wisata hendaknya tetap menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan asal China,” katanya.
Dihentikan
Perusahaan penerbangan juga mengambil langkah sesuai kondisi terkini. Dalam jumpa pers di Manado, Sulawesi Utara, Selasa, Manajer Area Manado Lion Air Group Irwan mengatakan, penerbangan langsung dari delapan kota di China ke Manado akan dihentikan mulai Februari 2020. Langkah tersebut dilakukan menyusul imbauan Pemerintah China kepada warganya agar sementara waktu tidak bepergian ke luar negeri.
Irwan menjelaskan, delapan kota itu antara lain Guangzhou, Changsha, Nanjing, Tianjin, Fuzhou, Xi’an, dan Hangzhou. ”Kami akan menutup penerbangan sampai Pemerintah China memberikan keterangan lebih lanjut. Semoga virus ini segera diatasi Pemerintah China,” ujarnya. Menurut Irwan, penerbangan dari China ke Manado selama Februari memiliki tingkat keterisian kursi 99 persen.
Satu penerbangan pesawat Boeing 737 dapat mengangkut 215 orang. Total wisatawan China yang batal berangkat 11.280 orang. Saat ini, masih ada wisatawan dari China yang berlibur di Manado. Tiga rombongan akan dipulangkan ke Tianjin, Fuzhou, dan Xi’an pada Rabu (29/1), sedangkan dua rombongan ke Changsha dan Shanghai, Kamis (30/1). Satu kelompok terakhir dipulangkan ke Guangzhou, Jumat (31/1).
Penghentian penerbangan Lion Air dari China ke Manado akan berdampak pada kegiatan wisata di Sulut. Berdasarkan data BPS Sulut, pada Januari-November 2019, dari 118.844 orang wisman yang melancong ke Manado, sebanyak 105.738 orang berasal dari China. Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk, bagian dari Panorama Group, AB Sadewa, menyampaikan, tur warga negara Indonesia ke China pada Februari 2020 dibatalkan.
Di sejumlah daerah, kewaspadaan ditingkatkan. Pelaksana Tugas Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Palembang Amelia mengungkapkan, semua pintu masuk di Sumatera Selatan dijaga ketat, seperti Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Pelabuhan Boom Baru, dan Pelabuhan Sungai Lumpur.
Di Pelabuhan Sungai Lumpur, ada 30 kapal asing yang masuk per bulan. Kapal yang datang dari China dan Vietnam itu membawa sejumlah kru. ”Mereka akan kami periksa,” ujar Amelia. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Ria Telaumbanua menegaskan, pengawasan wisman dimulai sejak kedatangan di bandara.(JOL/GER/AYS/RAM/ OKA/NSA/MED)